telusur.co.id - Golkar Jawa Timur menggelar doa dan tahlil untuk Alm. Presiden RI Kedua H.M. Soeharto di Masjid Al Mujahidin. Dimana Golkar juga berharap pemerintah memberikan gelar pahlawan terhadap jasa Presiden Soeharto.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua DPD Partai Golkar Jatim, M. Sarmuji, Bendahara DPD Partai Golkar Jatim, Blegur Prijanggono, Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Moh Ridwan Hisjam, Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim dan jajaran pengurus partai berlambang Pohon Beringin lainnya.
Ketua DPD Partai Golkar Jatim, M. Sarmuji mengatakan bahwa, Presiden RI Ke-2 HM Soeharto adalah pemimpin besar yang patut dikenang jasa-jasanya dan diwariskan kepada generasi muda bangsa.
“Semua pemimpin pasti ada kelebihan dan kekurangan. Tetapi ketika pemimpin itu sudah berakhir, maka tugas kita adalah mengenang kebaikannnya sekaligus mewarisi semangat para pendahulu kita untuk berjuang kepada bangsa ini,” bebernya. Kamis, (26/1/2023) malam.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini mengakui, generasi tua sudah pasti mengenal Soeharto. Namun anak-anak muda (millenial) atau generasi Z barangkali tidak mengenal. Padahal beliau sebenarnya layak untuk dicatat oleh bangsa ini.
“Bahkan jasa Pak Harto pada bangsa ini sebenarnya layak untuk mendapatkan penghormatan dan penghargaan dari bangsa ini,” terang dia.
Pada zaman sebelum transisi dari pemerintahan Soekarno ke Soeharto, hingga awal pemerintah Soeharto, bangsa ini benar-benar mengalami krisis sandang, pangan, dan papan.
Namun berkat Revolusi Hijau yang digagas Soeharto, bangsa Indonesia menjadi murah sandang pangan bahkan menjadi negara yang swasembada pangan sejak 1984 dan bertahan cukup lama.
“Itu salah satu prestasi beliau, belum prestasi-prestasi yang lainnya. Di zaman Pak Harto kita disegani oleh bangsa-bangsa dunia," tandas Sarmuji.
Menurut Sarmuji, di zaman pemerintahan Pak Jokowi harus diakui juga telah melakukan lompatan-lompatan besar dengan membangun infrastruktur dasar seperti jalan dan jalan tol dimana-mana sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia.
“Pak Jokowi punya jasa besar, demikian juga para pemimpin sebelumnya. Tugas kita pada paendahulu yang sudah wafat adalah mengenang jasa beliau sekaligus mewarisi semangatnya untuk membangun bangsa,” lugasnya.
Kegiatan ini sekaligus untuk mengingatkan bahwa, ada orang yang haulnya sering kita lupakan. Bahkan mungkin hanya Partai Golkar yang melakukan haul kepada Pak Harto.
“Kalau Bung Karno, Gus Dur sudah banyak orang memperingati haulnya. Tapi ada satu pemimpin besar bangsa ini yang hampir terlupakan bahkan saat wafatnya pun jarang orang yang memperingati,” urainya.
Kegiatan pembacaan Yasin dan Tahlil bersama dipimpin Gus Zaman Syuyuti berlangsung secara khidmat. Sedangkan ceramah agama disampaikan oleh KH Imam Hambali pengasuh Ponpes Al Jihad Surabaya.
Dalam tausyaihnya, Kyai Hambali mengingatkan bahwa, Likulli Saiin Maziah artinya setiap orang itu memiliki kelebihan itu karena itu aadalah sunatullah. Begitu juga dengan para pemimpin bangsa ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan termasuk Almarhum Soeharto.
Bagi Kyak Imam Hambali, pesan Soeharto yang terkenal dan layak dikenang hingga sekarang adalah sebuah pepatah Jawa yaitu dadi wong urip ojo kagetan, ojo ngumunan lan ojo dumeh. Pepatah tersebut sejatinya merupakan saripati dari kalimat La Haula Wala Quwwata Illa Billahil Aliyyil Adhim.
"Orang kagetan itu pertanda tidak ikhlas dan kurang bersyukur. Padahal orang yang ikhlas itu ditakuti syetan,” ungkapnya.
Ia yakin, orang-orang yang ikut hadir dan mendoakan almarhum Pak Harto adalah orang-orang yang luar biasa. Sebab yang di hauli itu sudah wafat tapi tetap mau hadir.
"Kalau beliau masih hidup tentu banyak orang yang jual muka,” kelakar kyai humoris ini.
Kedua, dadi wong urip ojo ngumunan sebab itu kemampuan manusia itu sangat terbatas karena yang Maha Kuasa atas segala-galanya adalah Allah SWT. Termasuk, siapa nanti yang akan menjadi presiden Indonesia di Pilpres 2024, sejatinya adalah orang yang sudah ditakdirkan Allah menjadi pemimpin bangsa Indonesia kedepan.
“Sak pinter-pinteri menungso iku gak iso mengalahkan takdir sehingga ojo ngumunan. Sekarang ini banyak orang stress berjamaah karena ndisiki kerso memastikan orang yang akan menjadi presiden mendatang adalah si A atau si B.," jelas Hambali.
Terakhir atau ketiga, dadi wong urip ojo dumeh atau sombong. Makanya Kiai Hambali berharap para pemimpin di Partai Golkar supaya menjauhi sikap sombong dan senantiasa mengedepankan akhlak sehingga Partai Golkar disukai masyarakat.
“Syetan itu diusir dari surga karena berbuat satu kesalahan yaitu sombong kepada Nabi Adam. Makanya orang yang dihormati itu bukan karena kepandaian tapi karena berakhlak mulia. Bahkan Golkar bisa besar itu karena pemimpinnya berakhlak,” tutup Kyai Hambali. (ari)