telusur.co.id - Gelombang protes terhadap konten penembakan Gus Idris yang oleh pihak kepolisian telah dinyatakan sebagai berita bohong (dibaca : hoax) belum juga mereda. Kali ini, Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Kabupaten Malang melaporkan konten yang sempat viral ke Polres Malang.

Secara langsung, rombongan LTN NU Malang ditemui Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar.

Menurut Sekretaris LTN NU Kabupaten Malang, Zulham Ahmad Mubarak mengatakan, laporan tersebut dibuat karena jengah terhadap perilaku Idris Al Marbawy yang acapkali mencitrakan dirinya seperti ulama besar. Sebagaimana diketahui, Idris Al Marbawy lebih dikenal dengan Gus Idris. Kata "Gus" yang melekat pada awal nama itulah dinilai Zulham tak pantas.

"Kami NU milenial ini merasa cukup terganggu atas sikap-sikap dan perilaku yang mengatasnamakan istilah yang melekat di NU ini harus segera ditertibkan. Sedikit-sedikit pakai nama Gus, namun sikapnya tidak mencerminkan seorang Gus," ujarnya kepada telusur.co.id. Senin, (08/3/2021).

Zulham menambahkan, Idris Al Marbawi sama sekali tidak memiliki garis keturunan kyai. Sedangkan, gelar tersebut bagi kalangan Nahdliyyin merupakan penanda bagi anak muda keturunan langsung kyai.

“Kami perjelas bahwa, Mas Idris (Idris Al Marbawy) ini bukan dari kalangan keluarga kyai atau bagi kami kalangan NU layak disebut Gus. Tolonglah berhenti menggunakan kalimat Gus untuk aktivitas yang bagi kami tidak sesuai dengan harokahnya," lugas Zulham. 

Pihaknya berharap, agar Polres Malang mengusut tuntas video yang mengandung berita bohong tersebut.  

"Apalagi yang bersangkutan (Idris) ini sudah terbukti memalsukan insiden penembakan. Karena seakan-akan dalam video itu ada ulama yang tertembak atau tokoh publik yang tertembak. Ini tidak bagus, karena kenyataannya tidak ada," tandasnya. 

Perlu diketahui, usai video yang diunggah langsung oleh channel Youtube Gus Idris Official itu viral dan direspon dengan banyaknya pengaduan masyarakat, hingga laporan LTN NU ini dirilis, video berisi konten penembakan tersebut sudah tidak dapat diakses. Sejauh pengamatan, hampir dipastikan setiap video yang diunggah dalam Gus Idris Official tersebut berisi adegan drama religi.  

Berbeda dengan tayangan televisi yang secara langsung diawasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dengan perangkat aturan yang mengikat, adegan dalam konten Youtube lebih longgar berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat jika tidak digunakan secara bijak. 

Informasi tambahan, sebutan Gus sangat umum di Jawa. Gus adalah sebutan atau gelar yang ditujukan kepada anak muda keturunan kyai di Jawa. Gus ini merupakan anak kandung kyai. Ketika dia naik menjadi pengurus pesantren menggantikan ayahnya, dia akan bergelar kyai. Gus yang nyandar di dirinya hilang, seperti disadur dari NU Online. (ari)