Gelitik Gema Keadilan Surabaya, Ajak Anak Muda Bangkit Lewat Dialog Publik - Telusur

Gelitik Gema Keadilan Surabaya, Ajak Anak Muda Bangkit Lewat Dialog Publik

Giat Gema Kelas Politik (Gelitik) yang digelar oleh Gema Keadilan PKS Surabaya

telusur.co.id - Gerakan Persaudaraan Pemuda Keadilan (Gema Keadilan) PKS Surabaya menggelar Dialog Politik atau Gelitik (Gema Kelas Politik). Acara yang berlangsung penuh antusias ini dihadiri sekitar 200 peserta muda dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Hadir sebagai pembicara utama yakni, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mardani Ali Sera sekaligus Anggota Komisi II DPR RI, Ketua DPD PKS Kota Surabaya, Johari Mustawan sekaligus Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Moch Redza Kesuma, Kabid Kepemudaan DPD PKS Kota Surabaya.

Ketua DPD PKS Kota Surabaya, Johari Mustawan mengungkapkan, pentingnya peran pemuda dalam membangun kota, terutama melalui pemahaman politik.

“Sesuai Raperda Kepemudaan No. 4 Tahun 2023, pemuda punya hak untuk diberdayakan, dipahami, dan dilayani. Dengan begitu, mereka bisa menjadi kekuatan moral, kontrol sosial, sekaligus agen perubahan di Kota Surabaya,” urai Bang Jo, sapaan akrabnya. Sabtu, (18/1/2025) malam.

Bang Jo menguraikan, perlunya ruang lebih besar bagi pemuda untuk menjalankan peran strategis dalam masyarakat. Ia mengusulkan pembentukan youth center sebagai proyek percontohan di setiap kelurahan Surabaya, demi mendukung pemberdayaan anak muda.

“Pemuda harus memiliki wadah yang nyata untuk berkontribusi. Jangan hanya sekadar gagasan, tetapi ada aksi nyata di lingkungan mereka,” tegasnya.

Momentum Gelitik juga dimanfaatkan untuk meluncurkan program baru bertajuk Gema Pertiwi. Program ini dirancang untuk mendorong lebih banyak perempuan muda aktif dalam dunia politik yang sehat dan positif.

“Kaderisasi perempuan sangat penting untuk mencetak pemimpin masa depan dari kalangan perempuan,” tegas Ketua Dewan Pembina Gema Keadilan Surabaya ini.

Sementara, Mardani Ali Sera menyoroti pentingnya melek politik bagi anak muda, mengingat lebih dari separuh pemilih Indonesia pada 2029 mendatang berasal dari generasi muda. 

“Anak muda tidak boleh apatis. Kalau buta politik, maka politik tidak akan berpihak pada anak muda,” lugas Mardani.

Ia menegaskan bahwa, sikap diam dan pasif hanya akan membuat anak muda rentan menjadi sasaran politik uang, yang berujung pada stagnasi kemajuan bangsa. 

“Saya ingin anak muda tidak hanya membaca dan menikmati politik, tetapi juga bersuara lantang untuk perubahan,” jelasnya.

Acara ini menjadi langkah nyata Gema Keadilan Surabaya dalam membangkitkan semangat generasi muda untuk terlibat aktif dalam pembangunan dan dunia politik. Dengan program-program yang diluncurkan, harapannya pemuda Surabaya tidak hanya jadi penonton, tetapi pemain utama dalam perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. (ari)


Tinggalkan Komentar