telusur.co.id - Ketua sekaligus Koordinator Aksi Gerakan Pribumi Indonesia (GARPINDO), Sofyan Maulana menyoroti insiden penganiayaan Tenaga Kerja Asing (TKA) terhadap para pekerja lokal (pribumi) saat melakukan aksi protes mogok kerja di areal perusahaan PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali pada Sabtu, 14 Januari 2023.

"Insiden berdarah tersebut terjadi dikarenakan aspirasi pekerja lokal yang terhimpun dalam Serikat Pekerja Nasional (PSP SPN PT. GNI) menuntut adanya pemerataan kesempatan dan pemberian hak pekerja berdasarkan amanat undang-undang cipta kerja," ujarnya pada awak media Kamis, (19/1/2023).

Namun alih-alih menemui para pekerja, pihak PT. GNI malah mengutus para Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk membubarkan kerumunan massa para pekerja lokal tersebut tanpa didampingi oleh pihak keamanan sehingga benturan pun tak terelakkan hingga menimbulkan korban luka puluhan para pekerja lokal.

"Berdasarkan informasi yang didapatkan pihaknya, PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) diduga sengaja membenturkan tenaga jerja asing dengan para tenaga kerja pribumi saat melakukan aksi mogok kerja dengan memobilisasi karyawan dari perusahaan lain untuk meredam gejolak protes karyawan sendiri," terang Sofyan.

Terkait kejadian tersebut Garpindo se-Jabodetabek - Banten, akan menggelar aksi besar-besaran pada hari Jumat dan Senin 20-23 Januari 2023 dengan titik aksi Mabes Polri, Kedubes RRC, Istana Negara, Jakarta.

Adapun tuntutan dari Garpindo ialah:
1. Mendesak Pemerintah Indonesia untuk menarik seluruh pekerja China dari Republik Indonesia.
2. Meminta Polri memproses secara tegas terhadap oknum TKA yang terlibat dalam insiden yang menewaskan tenaga kerja pribumi.
3. Mengecam keras segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh TKA China terhadap tenaga kerja pribumi.
4. Mengajak seluruh warga pribumi untuk menolak perbudakan gaya modern, sebab di Tanah Air kita disini, kita bukan turis.
5. Meminta Duta Besar China untuk menarik seluruh TKA China dari Indonesia.
6. Meminta Komnas HAM untuk turun tangan dalam insiden tersebut. (ari)