telusur.co.id - Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (Baznas RI) menjalin kemitraan strategis dengan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) untuk menyediakan pasokan air bersih yang memadai di Pondok Pesantren (Ponpes) serta mengatasi tantangan ketersediaan air bersih di lingkungan pendidikan santri di wilayah Jabodetabek. Kolaborasi ini juga melibatkan Perhimpunan Pengembangan dan Masyarakat (P3M).

Sebagai informasi, Unusa memiliki research center kelas dunia yang fokus untuk menangani masalah kesehatan lingkungan pesantren di Indonesia yaitu, Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP). 

Salah satu produk teknologi tepat guna yang dihasilkan oleh CEHP Unusa adalah UNU-Water. UNU-Water merupakan sistem filtrasi air yang mudah, murah dan menggunakan bahan dasar yang tersedia di sekitar pesantren. 

UNU-Water telah teruji mampu menjernihkan berbagai jenis air limbah dan air sungai sehingga layak untuk keperluan higyne sanitasi seperti mandi, mencuci, wudhu serta juga mampu untuk menyediakan air minum bagi pesantren. Sistem ini telah dipasang di beberapa pesantren di Jawa Timur sejak pertama kali diperkenalkan tahun 2021.

CHEP Unusa memiliki komitmen untuk menyediakan air bersih untuk sekitar 16.000 pesantren tradisional di Indonesia. Oleh karena itu, kerjasama dengan beberapa pihak perlu dilakukan sehingga seluruh pesantren tradisional di Indonesia dapat memiliki air bersih yang layak bagi santrinya. 

Akhir tahun 2023, tepatnya 29 Desember 2023, Unusa diundang ke Baznas dengan inisiasi oleh P3M. Hadir dalam pertemuan itu adalah Ketua Baznas RI, Prof. KH. Noor Ahmad, Rektor Unusa Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, Ketua CEHP yang juga ketua LPPM UNUSA Achmad Syafiuddin, Ph.D, Direktur P3M KH Sarmidi Husna beserta tim, dan staff Baznas RI. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa Baznas RI akan memanfaatkan UNU-Water untuk dipasang di beberapa pesantren di Jabodetabek.

Dalam konteks keberlanjutan program, Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, mengungkapkan, kerjasama ini bukan hanya mengenai pemberian bantuan, tetapi juga tentang memberdayakan Ponpes agar dapat mengelola sumber daya air bersih secara mandiri. Ini sejalan dengan visi Unusa sebagai agen perubahan yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Dalam rangka memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai program kolaboratif ini, Ketua CEHP yang juga Ketua LPPM UNUSA, Achmad Syafiuddin, Ph.D, mengungkapkan pentingnya pendekatan holistik yang diusung dalam proyek ini. Ia menekankan bahwa, upaya penyediaan air bersih tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga melibatkan edukasi dan pelatihan untuk memberdayakan masyarakat pesantren.

Dalam konteks manajemen air, Syafiuddin menjelaskan bahwa CEHP Unusa akan memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat pesantren. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti pemeliharaan sumber air, pengelolaan limbah, dan pentingnya menjaga kebersihan air yang disediakan. 

“Kami ingin memastikan bahwa ponpes memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk dapat mengelola sumber daya air bersih secara efisien dan berkelanjutan," jelasnya. Senin, (08/1/2024).

Lebih lanjut, Achmad Syafiuddin menyoroti pentingnya edukasi terkait kebersihan lingkungan. 

“Tidak hanya soal air bersih, tetapi juga tentang bagaimana mempertahankan kebersihan lingkungan di sekitar ponpes. Ini mencakup pengelolaan sampah, sanitasi, dan perilaku hidup sehat," jelas Achmad.

Dalam konteks ini, CEHP Unusa juga akan melibatkan mahasiswa dan dosen Unusa untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat pesantren. 

“Melibatkan mahasiswa dan tenaga pengajar kami adalah langkah strategis. Mereka akan menjadi agen perubahan dalam proses edukasi ini, membawa inovasi dan semangat untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan," paparnya.

Sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan berkelanjutan, Syafiuddin menegaskan bahwa CEHP Unusa akan terus memantau dan mengevaluasi dampak program ini. 

“Kami tidak hanya ingin memberikan solusi sementara, tetapi juga menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Monitoring dan evaluasi akan menjadi bagian penting dari langkah-langkah kami untuk memastikan program ini mencapai tujuannya dalam jangka panjang," tutupnya dengan tekad yang tinggi. (ari)