telusur.co.id - Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya (UB) bersama Jaringan Perempuan Desa (JPD) Malang selenggarakan kegiatan edukasi perempuan dalam pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan dari rangkaian Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) selama satu bulan kedepan, melalui transfer knowledge untuk kelompok perempuan.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki 17 tujuan dan 169 sasaran. Secara khusus kesetaraan gender adalah tujuan ke-5 dalam SDGs, namun catatannya isu perempuan melekat dalam tujuan-tujuan yang lain seperti kemiskinan, pangan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.

Pandemi Covid-19 yang berlangsung sekitar satu tahun setengah di Indonesia juga memperparah situasi sosial perempuan. Dua isu yang menjadi tantangan pemenuhan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan misalnya adalah isu pernikahan dini yang tahun 2021 ini naik tiga kali lipat serta meningkatnya Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) selama berlakunya pembatasan sosial.

SDGs adalah kelanjutan dari MDGs, salah satu perbedaannya adalah bahwa, SDGs membuka kesempatan untuk sektor swasta dan kelompok masyarakat sipil seperti JPD dapat turut serta mendukung pencapaaian SDGs.

Belum banyak perempuan yang memahami dan mengikuti perkembangan kebijakan bertema gender. Sedangkan realitas lapangan dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan semua menjadi komponen tak terpisahkan yang menempatkan perempuan sebagai korban terdepan. Maka dalam proses mencapai pembangunan berkelanjutan, butuh peran besar baik dari individu maupun kelompok masyarakat sipil. 

Juwita Hayyuning Prastiwi, yang merupakan dosen Ilmu Politik Universitas Brawijaya mengungkapkan bahwa, kegiatan ini merupakan salah satu kewajiban sebagai upaya pengejahwantahan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian kepada Masyarakat. 

Harapannya melalui kegiatan ini, akan ada praktik-praktik baik yang dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok perempuan, misalnya diet sampah plastik, memakai clodi alih-alih pembalut/popok sekali pakai, hingga meninjau ulang pembangunan massif desa wisata yang mengancam pasokan pangan. (ari)

 

Giat Pengmas ini dilakukan secara daring via Zoom Meeting pada Jumat (13/8). Dengan dimoderatori Khusnul Khurroti Ramdanisa (Alumni UM) dan pematerinya Juwita Hayyuning Prastiwi (Dosen Ilmu Politik Fisip UB). (ari)