Oleh : Amelia Juli Fernanda

Karang Taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggungjawab sosial dari, oleh, dan, untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/ kelurahan dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. 

Organisasi juga seperti makhluk hidup layaknya manusia, hewan atau tumbuhan, yakni memiliki penyakit. Jenis penyakitnya beragam, demikian pula kadarnya, ada yang ringan, sedang bahkan parah sehingga mengancam keselamatan ‘jiwa’ organisasi. Penyakit organisasi ditandai dengan menurunnya loyalitas dan komitmen anggota terhadap organisasi. 

Selain itu, tingkat kohesivitas di antara organisasipun menurun, sehingga rentan terhadap perpecahan, tidak solid dan tidak adanya team work yang kuat. Gejala-gejala tersebut bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan menimbulkan ketidakharmonisan organisasi, baik antara individu yang setara atau horizontal, vertikal maupun diagonal.

Sama halnya dengan yang terjadi pada karang taruna di daerah kecamatan Porong. Penjelasan dari salah satu anggotanya faktor utama penyebab vakumnya karang taruna yakni kurangnya komunikasi sehingga kinerja organisasi tidak berjalan dengan baik, banyak saran-saran yang terabaikan, anggotanya tidak berbaur dengan anggota lainnya sehingga ada rasa tidak nyaman saat pertemuan rutin. 

Karena keegoisan anggotanya dari situlah timbul patologi organisasi yakni egoisme. Hal itu membuat komunikasi antar anggota kurang sedangkan dalam organisasi, komunikasi itu hal yang penting menurut Nawawi, 2000:99.

Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi berupa gagasan, pendapat, penjelasan, saran-saran dan lain-lain dari sumbernya kepada dan untuk memperoleh, mempengaruhi atau merubah respon sesuai dengan yang diinginkan sumber informasi. 

Adapun Fungsi Komunikasi (Ruben, 1988) :

● Mengoordinasikan aktivitas individu, kelompok atau unit-unit lain dalam organisasi.

● Memberikan pengarahan organisasi secara keseluruhan.​

● Memfasilitasi pertukaran informasi dalam organisasi.​

● Menjamin adanya arus timbal balik (two way flow information) antara organisasi dan lingkungan eksternal (di luar) organisasi.​

Jika komunikasi dalam karang taruna kurang maka fungsi komunikasi tersebut tidak akan berjalan, hal itu membuat suatu organisasi tidak efektif dalam menjalankan tugasnya. Alhasil, anggota organisasipun mundur teratur, satu demi satu meninggalkan organisasi tersebut.

Karang Taruna adalah salah satu organisasi yang berpengaruh untuk lingkungan setempat. Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pengembangan desa, diperlukan adanya sinergi antara pemerintah desa dengan para pemuda melalui organisasi Karang Taruna. Maka dari itu karang taruna perlu penyehatan organisasi. 

Penyehatan organisasi menurut Dewi, (2014:4) adalah penyelesaian berbagai permasalahan terkait kinerja organisasi. Jadi pada dasarnya, penyehatan patologi organisasi maksudnya adalah melakukan penyehatan, pemberian solusi, perbaikan masalah dan penyelesaian masalah atau penyakit yang menyerang tubuh organisasi guna tercapainya kinerja organisasi yang baik. 

Penyehataan terhadap patologi organisasi juga dapat dilakukan dengan beberapa upaya:

Restrukturisasi Organisasi

● Restrukturisasi portofolio atau aset

● Restrukturisasi keuangan atau modal

● Restrukturisasi manajemen danorganisasi

Pengembangan Organisasi

● Agen perubahan bekerja mendiaknosa masalah-masalah yang spesifik, memberikan umpan balik kepada para anggota organisasi serta membantu mereka dalam mengembangkan strategi dan intervensi guna perbaikan secara keseluruhan. (Syamsir, 2016).

Pemberian Motivasi

● Kegiatan memberikan motivasi kepada anggota organisasi oleh pihak manajeria.

Peningkatan Pengawasan

● Pengawasan dari dalam

● Pengawasan dari luar

● Pengawasan Formal

● Pengawasan Informal

Pelatihan Sumber Daya Manusia Organisasi

● Menambah pengetahuan, keterampilan dan merubah sikap anggota organisasi ke arah yang lebih baik agar dapat menjamin penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan​yang berdaya guna dan berhasil guna. (Dhita, 2012). 

*Penulis adalah Mahasiswa Prodi Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).