telusur.co.id - Kemandirian Pondok Pesantren ini perlu perhatian agar pesantren ini semakin fokus meningkatkan kualitas lembaga peranan pendidikan, sehingga tidak menjadi lembaga komersial yang akan tidak membebani wali santri. Maka, Pondok Pesantren ini bisa menjadi lebih baik apabila tidak memperhatikan kemandirian lembaga. 

Pondok Pesantren Tahfidzhul Qur’an Islamic Center eLKaDI merupakan salah satu pondok pesantren fokus pada bidang tahfidz quran dan dakwah. Karena, Pondok Pesantren ini mencetak generasi dakwah yang militan.   

Bahkan, Pondok Pesantren (Ponpes) ini diasuh oleh Ustadz Shohibul Lathif, dan Dewan Pembina Ponpes adalah KH. Musthofa Mustazam dan Ustadz Muhammad Ali David.

Pondok Pesantren Tahfidzhul Quran Islami Center Lembaga Kader Da’wah Islam eLKaDI, Mentaras, Desa Mojopetung, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Ustadz Shohibul Lathif menyampaikan bahwa, awalnya ingin memiliki Pondok Pesantren Tahfidz dan lembaga pendidikan formal dalam satu kawasan dan manajemen.

 “Alhamdulillah, tak menyangka saat ini bisa memiliki pondok pesantren tahfidz dan lembaga formal dan mampu mengantarkan santri/santriwati menghafal Al-Qur’an dan Hadits dalam waktu 8 bulan metode tikrar dan membekali cara dakwah,” bebernya saat dihubungi telusur.co.id. Jumat, (02/4/2021).

Selain itu, kata Lathif, mampu mencetak generasi emas menjadi penghafal Al-Qur’an dan bisa menyampaikan isi kandungan Al-Qur’an dan Hadits pada masyarakat (mendakwahkan isi Al-Qur’an dan hadits -red).  

“Namun, pondok pesantren ini memiliki dua program untuk membekali santri/santriwati. Di antaranya adalah program karantina tahfidz, program entrepreneur seperti peternakan, perikanan, dan perkebunan, program pengiriman santri untuk berdakwah di luar daerah,” tambahnya. 

“Pada kesempatan itu, kami berharap ke depan lebih banyak lagi yang daftar di pondok pesantren ini. Selain itu, pondok pesantren ini siap mengantarkan santri/santriwati menjadi penghafal al quran, Da’i, mandiri, serta jiwa entrepreneur yang tinggi,” tandasnya. 

Sejalan dengan Dewan Pembina Ponpes Tahfidzhul Quran Islamic Center eLKaDI, Ustadz Muhammad Ali David mengatakan bahwa, Pondok Pesantren eLKaDI ini merupakan pondok yang menerapkan metode menghafal Al Quran dari Syaamil Quran yaitu metode Tikrar.  

“Yang kemudian metode ini digabungkan dengan model karantina. Alhamdulillah, metode ini cukup efektif sehingga lebih cepat menghafal Al-Quran. Dan jumlah sistemnya sebanyak 4332. Dengan rincian 4 hari menghafal, 3 hari Murojaah, 3 pekan menghafal, 2 pekan murojoaah,” ungkap Ustadz Ali, sapaan akrabnya. 

Tak kalah menarik, ternyata pondok pesantren ini memberikan reward kepada santri yang cepat menghafal Al-Qur’an 30 Juz dan Hadits. Salah satunya adalah Rihlah atau Tadabur Alam yang membuat anak-anak lebih semangat dalam menghafal Al Quran. Selain ini, pesantren berada di wilayah pedesaan sangat membantu anak-anak dalam mempercepat hafalan. 

“Setelah lulus dari pondok pesantren ini, berharap para santri/santriwati tetap menjaga hafalan Al-Qur’an 30 Juz dengan mutqin dan 300 hadits pilihan. Selain itu juga, mampu menjadi imam sholat dengan baik dan dai yang baik di masyarakat nantinya serta memiliki jiwa entrepreneurship,” tukas Ustadz Ali. (sya/ari)