telusur.co.id - Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Elestianto Dardak membuka pameran Batik Fashion Fair (BFF) Tahun 2023 di Exhibition Hall Grand City Surabaya. Rabu, (15/11/2023) siang.
 
Pembukaan tersebut ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Arumi didampingi Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, Dirut PT Debindo Mitra Tama, Dadang M. Kushendarman selaku penyelenggara pameran dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Andromeda Qomariah.
 
Dalam kesempatan tersebut, Arumi mengatakan kegiatan pameran ini menjadi salah satu upaya Dekranasda Provinsi Jawa Timur untuk memfasilitasi para pelaku UMKM dalam mempromosikan produk unggulannya.
 
“Ini adalah salah satu kegiatan sebagai fasilitasi kami kepada UMKM yang ada di Jawa Timur, karena pameran ini menjadi peluang yang luar biasa untuk marketing jangka panjang, dimana akan ada pembelian-pembelian secara rutin baik yang jumlahnya kecil ataupun dalam jumlah besar,” ucapnya.
 
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa, kinerja ekonomi Jawa Timur dari supply side ditopang tiga sektor usaha, diantaranya sektor industri pengolahan, sektor perdagangan serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
 
“Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II tumbuh secara impresif dan tertinggi di pulau Jawa dengan 2,66 persen (q to q). Ini berkontribusi pada pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 14,45 persen. Ini berkat support dari seluruh sektor, khususnya ekonomi kreatif di Jawa Timur,” tuturnya.
 
Sedangkan untuk realisasi investasi Jawa Timur kata Arumi, secara konsisten terus bertumbuh dan memberikan sumbangan sebesar 26,44 persen terhadap PDB Indonesia. Yang mana realisasi investasi PMDN dan PMA Jawa Timur semester I tahun 2023 mencapai Rp. 61,2 triliun.
 
“Jawa Timur merupakan surga investasi dengan ICOR lebih rendah dibandingkan rata-rata di Indonesia, serta merupakan provinsi dengan tingkat kemudahan berbisnis tinggi dan memiliki tingkat daya saing kedua setelah DKI Jakarta,” bebernya.
 
Oleh karenanya, Arumi berharap melalui PP Nomor 29 Tahun 2018 dan SK Gubernur Jawa Timur Nomort 188/195/KPTS/013/2022 tentang Optimalisasi produk dalam negeri dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) paling rendah 40 persen menjadi dasar dan pedoman untuk memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri.
 
“Adanya peraturan tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam mendorong ekonomi nasional ataupun daerah agar membeli produk dalam negeri sebagai salah satu penguatan ekonomi bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM),” tukasnya.
 
“Momentum BFF 2023 ini menjadi landasan bagi UMKM Jawa Timur untuk bangkit kembali, meningkatkan daya saing, memperluas akses pemasaran dan pada akhirnya dapat menjadi alternatif percepatan pemulihan ekonomi Jawa Timur,” bebernya.
 
Untuk diketahui, gelaran pameran BFF akan berlangsung selama 5 hari, mulai tanggal 5-9 November 2023. Tidak hanya batik yang dipamerkan pada event kali ini, tetapi juga perhiasan, batu permata, produk kulit, aksesoris kecantikan wanita, bordir, tenun, songket, busana muslim dan banyak lagi produk-produk unggulan UMKM yang ada di Jawa Timur.
 
Pada kesempatan itu pula, Arumi melakukan bedah buku Wastra Jawa Timur yang di terbitkan dari Dekranasda Jawa Timur. Dimana dalam buku tersebut berisi rangkuman perjalanan karir Arumi sebagai ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur.
 
“Tadi juga saya melakukan bedah buku, buku yang merangkum mereka-mereka UMKM yang berhasil melestarikan budaya-budaya yang ada di Jawa Timur, dimana perjuangan UMKM melewati pandemi dan alasan mereka mempertahankan kualitas produknya,” sebutnya.
 
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Kodam V Brawijaya, Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini, Wakil Ketua PG Jalasenastri Kodiklatal Surabaya, Wakil Ketua Daerah Jalasenastri Armada II Surabaya, Istri Wakil Gubernur AAL, Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Prov. Jatim, Kepala Dinas PMPTSP Prov. Jatim dan Direktur Utama PT Debindo Mitra Tama. (ari)