telusur.co.id - Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memperingati Nuzulul Qur’an dengan mendatangkan Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman sebagai penceramah di Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Rabu, (12/4/2023) malam. 
 
Dalam kegiatan yang merupakan bagian dari Gema Ramadan 1444 Hijriah itu Gus Miftah menekankan pentingnya menebar kebaikan kepada sesama dengan cara-cara yang santun dan menyenangkan sehingga mudah diterima orang lain. 
 
Kebaikan yang disampaikan dengan cara kekerasan akan merusak citra kebaikan itu sendiri. Para mahasiswa dan warga kampus harus bisa memanfaatkan media sosial sebagai wasilah memperbanyak amal saleh. 
 
"Dalam berdakwah kita memang harus menggunakan instrumen yang ada sesuai zamannya. Walisongo dulu dakwahnya pelan-pelan lewat budaya dan dengan cara-cara yang santun, sehingga Islam diterima dengan baik di nusantara," tandasnya. 
 
Pimpinan Ponpes Ora Aji, Sleman itu memotivasi jemaahnya untuk terus memosting hal-hal baik. Satu postingan bisa menembak jutaan kepala, sementara satu tembakan peluru hanya bisa mengenai satu kepala. Dakwah tidak harus menjadi dai, ustaz atau kiai, tetapi cukup menjadi orang yang mengamplifikasi kebaikan.
 
Dakwah itu sederhana yaitu dengan memberikan kabar senang bukan kabar yang menakutkan, buatlah mudah jangan dibuat susah, karena agama itu hadir sebagai solusi atas permasalahan manusia dan menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat. 
 
"Jadikan medsos sebagai wasilah untuk mendapatkan rida Tuhanmu, jangan jadikan medsos sebagai wasilah untuk mendapatkan murka dari Tuhanmu," beber gus yang selalu tampil berkacamata itu. 
 
Dia mengajak para mahasiswa untuk menjadi garda depan untuk menebarkan konten-konten yang membangkitkan semangat orang lain dalam melakukan kebaikan, memotivasi orang dalam meraih cita-cita kebaikannya dan menggerakkan hati orang lain untuk melakukan kebajikan. 
 
"Buat mahasiswa nih sekarang, jangan dikit-dikit mau viral dan populer. Viral itu tidak bisa didesain, tetapi given dari Allah SWT. Virallah dengan prestasi bukan dengan sensasi. Insya Allah diridhoi,” ucapnya.
 
Dia sekali lagi mengingatkan anak-anak muda untuk hati-hati menggunakan medsos. 

“Kalau dulu mulutmu adalah harimaumu, sekarang jempolmu adalah harimaumu. Sekali lagi hati-hati. Jaga jari, jangan pamer. Kekayaan itu seperti celana dalam, boleh dipakai, tetapi tidak boleh dipamerkan," sebutnya.
 
Ceramah ini diselenggarakan selepas tarawih berjamaah. Sebelumnya, tepatnya jelang buka puasa terdapat rangkaian kegiatan santunan anak yatim dari berbagai Panti Asuhan di Surabaya yang dilanjutkan tilawah dan sholawat  bersama. 
 
Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., hadir bersama istri termasuk jajaran wakil rektor; Prof. Dr. Madlazim, M.Si, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni;  Dr. Bachtiar Syaiful Bachri, M.Pd, Wakil Rektor Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya, dan Usaha; Junaidi Budi Prihanto, S.KM., M.KM., Ph.D, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Inovasi, Publikasi, dan Pemeringkatan Universitas. 
 
Selain itu juga dihadiri jajaran dekan, wakil dekan, direktur, wakil direktur, sub direktur, kepala  lembaga, kepala seksi, kepala pusat, kepala UPT, koordinator prodi, dosen dan mahasiswa selingkung Unesa. (ari)