telusur.co.id - Sebuah kabar menghebohkan jagat twitter di Amerika Serikat setelah seseorang berkicau soal prediksi kemunculan Virus Corona di novel yang terbit tahun 1981.
Kicauan ini jadi heboh di tengah-tengah wabah corona (Covid-19) yang makin ganas. Bahkan, WHO sudah menetapkan wabah ini sebagai pandemi global. Wabah ini juga belum jelas kapan akan berakhir.
Dalam tweet itu, ada satu halaman novel The Eyes of Darkness karya Dean Koontz yang disebut-sebut sebagai bukti sang novelis sudah memprediksi wabah ini sejak lama.
“They call the stuff ‘Wuhan-400’ because it was developed at their RDNA labs outside of the city of Wuhan, and it was the four hundredth viable strain of man-made microorganisms created at that research center.”
Masih dalam tweet heboh ini, ada karakter bernama Dombey yang bercerita bahwa ada ilmuwan China yang membawa senjata biologis bernama “Wuhan-400” ke Amerika Serikat.
“To understand that,” Dombey said, “you have to go back twenty months. It was around then that a Chinese scientist named Li Chen defected to the United States, carrying a diskette record of China’s most important and dangerous new biological weapon in a decade. They call the stuff ‘Wuhan-400’.”
Kesamaan nama Wuhan dengan lokasi pertama kali virus ini menyebar di China membuat banyak orang menghubung-hubungkannya sebagai prediksi penulis.
Belum lagi, “tudingan mengerikan” yang menyebut ada sebuah laboratorium biokimia dengan keamanan tinggu di Wuhan, China, yang menjadi pusat penyebaran wabah virus corona. Tudingan ini sempat membuka spekulasi bahwa virus corona adalah senjata biologis China yang “lepas”.
Tapi, apa benar novel The Eyes of Darkness karya Dean Koontzmemang memprediksi keberadaan virus Corona?
Kesamaan Nama
Kita mulai dari asal penamaan “Wuhan-400”. Berdasarkan South China Morning Post, penamaan Wuhan-400 ternyata baru ada di tahun 1989, akhir perang dingin. Sebelumnya virus yang disebut buatan manusia ini bernama “Gorki-400” merujuk pada asal virus ini yang dikatakan berasal dari Gorki, Rusia.
Artikel ini menjelaskan, penggantian nama ini sebagai reflek dari berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Tapi kenapa berubah jadi Wuhan? Dean Koontz tidak memberi jawaban.
Perbandingan Sifat Virus
Selanjutnya, sifat-sifat virus Wuhan-400 ternyata berbeda dari Virus Corona. Dalam novel tersebut, dijelaskan :
“Wuhan-400 is a perfect weapon. It afflicts only human being. No other living creature can carry it. And like syphilis, Wuhan-400 can’t survive outside a living human body for longer than a minute, which means it can’t permanently contaminate objects or entire places the way anthrax and other virulent microorganisms can. And when the host expires, the Wuhan-400 within him perishes a short while later, as soon as the temperature of the corpse drops below eighty-six degrees Fahrenheit.”
Sifat-sifat virus Wuhan-400 diketahui berbeda dengan sifat virus corona yang dirilis Badan Kesehatan Dunia (WHO). Virus Corona adalah penyakit zoonotik, yang artinya bisa menular antara manusia dan hewan.
Sejauh ini, WHO belum memastikan hewan apa yang membawa virus ini. Tapi, hasil penelitian sebelumnya menyebutkan penyakit yang masih “Saudara” dengan virus corona yaitu SARS-Cov ditularkan dari luwak ke manusia dan MERS-CoV dari unta dromedaris ke manusia.
Perbandingan Tingkat Kematian
Selanjutnya, novel itu menyebutkan jika tingkat kematian Wuhan-400 mencapai 100 persen. Artinya, orang yang terserang virus ini tidak akan selamat. Sementara, berdasarkan data, tingkat kematian Virus Corona diketahui hanya 3-4 persen secara global.
Jadi, apa kamu percaya kalau virus corona yang lagi heboh ini sudah diprediksi pada tahun 1981? Hehe.
Sumber : https://relativ.id/virus-corona-sudah-diprediksi-di-novel-tahun-1981-apa-iya/