telusur.co.id - Teror, ancamaan, serta intimidasi kepada Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jawa Timur (Jatim), Novli Bernado Thyssen tidak mengendorkan sedikitpun semangat untuk terus melakukan pemantauan penyelenggaraan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya 2020.
Hari ini, Rabu 9 Desember 2020, KIPP siap pantau proses pemungutan dan penghitungan suara. Sebanyak 422 relawan pemantau telah diterjunkan di 31 kecamatan di Surabaya untuk memantau agar proses penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan suara di TPS berjalan secara transparan, jujur, dan adil.
“Beberapa hal yang menjadi fokus pemantauan di antaranya masalah money politik, intimidasi pemilih, kecurangan penyelenggara TPS, serta penerapan protokol kesehatan,” tutur Novli pada rilisnya yang diterima telusur.co.id. Rabu, (09/12/2020).
Menurut Novli, pola money politic kerap kali dilakukan pada saat menjelang pemilih menuju TPS, dengan mengkondisikan orang atau sekelompok orang di luar tim sukses atau tim pemenangan sebagai eksekutor pembagi uang atau bentuk lainnya seperti sembako kepada calon pemilih.
Kemudian yang kedua, kata Novli, adalah masalah intimidasi pemilih, pola tindakan ini dilakukan untuk menakut-nakuti pemilih untuk memberikan pilihannya kepada salah satu pasangan calon, aktor eksekutornya bisa dari sekelompok preman yang disegani atau ditakuti di daerah tersebut.
Kemudian masalah kecurangan penyelenggara TPS, menurutnya, aktor yang bermain adalah para petugas KPPS yang memanfaatkan kewenangan jabatannya untuk memanipulasi hasil perolehan suara dengan cara merubah hasil perolehan suara pemilih dalam proses penghitungan suara atau dapat juga dengan cara sengaja tidak memberikan form C.
C.Pemberitahuan-KWK kepada calon pemilih yang teridentifikasi sebagai pemilih yang orientasinya ke salah satu pasangan calon, pola ini untuk membuat pemilih enggan untuk datang ke TPS memberikan hak pilihnya, tujuannya adalah, untuk mereduksi basis suara pasangan calon tertentu,” tambah Novli.
Kemudian fokus pemantauan yang lainnya adalah, lanjut Novli, terkait masalah penerapan protokol kesehatan, sejauh mana protokol kesehatan benar-benar diterapkan selama proses pemungutan dan penghitungan suara dilaksanakan.
Masih dengan Novli, tugas relawan KIPP ini memastikan, apakah penyelenggara serta pemilih telah mengunakan alat pelindung diri, apakah tiap tiap TPS telah menyediakan alat mencuci tangan, sarung tangan, bilik khusus, serta pemeriksaan suhu tubuh pemilih saat hendak memasuki TPS.
“Termasuk memantau apakah petugas keamanan dan pengawas TPS menjalankan fungsinya dengan baik mencegah terjadinya kerumunan orang pada saat proses pemungutan dan penghitungan suara,” tutup Novli Bernado Thyssen. (ari)