telusur.co.id - Sebagai perkumpulan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU), yang menjadi harapan dalam meningkatkan Kampus NU lebih baik dalam lingkungan keorganisasian.
Sebagai bentuk obat yang sekian lama tidak terlihat dan terlaksana temu kangen yang dibungkus dengan "Konsolidasi Nasional" dengan BEM PTNU se-nusantara yang dilaksanakan di Universitas Hasyim Asyari (Unhasy) Tebuireng, Kabupaten Jombang.
Waktu yang tepat untuk merawat rindu cukup lama terkubur di kalangan mahasiswa aktivis Nahdliyyin yang tergabung dalam lingkar BEM PTNU.
"Pokok bahasan kali ini mengenai BEM PTNU yang saat ini mengalami vacum of power selama kurun waktu kurang lebih 2 tahun," beber Presiden Mahasiswa Unhasy Jombang, Wahyu Fajri kepada telusur.co.id. Minggu, (14/3/2021).
Ia juga menuturkan bahwa, persoalan ini menjadi keresahan mahasiwa nahdliyyin se-Nusantara, berlandaskan pada Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tanggang (ART) pada organisasi terhadap cara pandang akademis. Persoalan ini berusaha dirumuskan, dibedah, direfleksikan dan dicari solusinya.
"Kami berpacu pada asas kekeluargaan, dikotomi atau penghitam putihan cara pandang merupakan hal yang menarik ketika menghadapi aneka persoalan yang sedang menarik untuk dibicarakan," imbuhnya.
Sebagai mahasiswa nahdliyin dan merupakan Presiden mahasiswa Unhasy pihanya menyatakan, dalam mengambil kesimpulan terhadap kegiatan Konsolnas BEM PTNU yang bertempat di tanah sakral kelahiran NU, Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang.
Meski keanekaragaman mewarnai, namun kemufakatan tetap berkubu pada persetujuan untuk mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Yogyakarta. Karena setelah menimbang, memperhatikan dan memutuskan
"Berbicara tentang keadaan BEM PTNU yang saat ini Laa yakhya wa la yamut, serta lepasnya kendali dari para pimpinan BEM PTNU hasil Mukernas di Cirebon tahun 2019 silam. Maka dirasa perlu adanya Munaslub untuk kembali memasifkan BEM PTNU," papar Wahyu.
Hal yang sama juga dirasakan Tita Lailatun Nisa yang juga merupakan peserta sekaligus Presiden Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) mengungkapkan bahwa, sudah waktunya kader NU yang berkiprah di BEM PTNU bisa kembali merealisasikan orientasi yang ada di wadah ini. Banyak problematika pendidikan yang perlu dikawal bersama.
"Bagi kami, ini merupakan langkah awal menuju bangkitnya kembali BEM PTNU se-Nusantara. Semoga apa yang menjadi harapan kita bersama menuai kebermanfaatan yang nyata untuk bangsa Indonesia. Jika bukan kita, siapa lagi. Jika bukan sekarang, kapan lagi,” tukas Tita. (ari)