telusur.co.id - Pasca pemberangkatan resmi KKNT MBKM oleh LPPM UPN Jawa Timur, KKNT MBKM Kelompok 69 melakukan upacara pembukaan di lokasi KKN yaitu Kelurahan Ampel, Kec. Semampir, Kota Surabaya.

Kegiatan ini dilakukan secara online via Zoom dengan dihadiri oleh perwakilan dari Kecamatan Semampir, Ketua PKK Kecamatan Semampir, perwakilan Kelurahan Ampel, Ketua PKK Kelurahan, Ketua RW 02, 03, 04, 05, PIC, DPL (Dosen Pendamping Lapangan), serta peserta KKN Kelompok 69.

“Kegiatan ini dilakukan guna memberikan perubahan dan menghasilkan sinergi antara pengetahuan, kompetensi serta skill terhadap masyarakat untuk mengubah pola pandang masyarakat yang dilanjutkan dengan komitmen yang diwujudkan dengan adanya program kerja yang direncanakan oleh kelompok 69 ini.

“Karena dengan adanya giat mahasiswa ini dicanangkan sebagai agen inovasi dan intelektual, sehingga KKNT MBKM ini berbeda dengan konsepsi KKN zaman dulu yang membuat perubahan secara fisik,” terang Roziana Febrianita dalam sambutannya selaku DPL Kelompok 69. Kamis, (24/3/2022).

Sebagai tindak lanjut telah resmi dimulainya KKN di Kelurahan setempat, Kelompok 69 menyelenggarakan agenda penyuluhan pertama dalam program kerja I yang bertujuan untuk mengubah perspektif masyarakat untuk bersinergi bersama mengembangkan wisata setempat.

Kegiatan yang bertemakan “Pentingnya Pemahaman Akan Konsep Desa Wisata” digelar pada hari Kamis (31/3) dengan menghadirkan narasumber Romel Masykuri yang cukup berpengalaman dalam memberikan pendampingan pengembangan wisata.

Lebih lanjut Romel menyatakan bahwa, manfaat pengembangan potensi desa wisata dari sisi perekonomian akan membawa keuntungan secara langsung dari objek dan secara tidak langsung meningkatkan kunjungan desa, sehingga perputaran ekonomi dari penjualan produk lokal semakin lancar. 

“Potensi wisata terbagi menjadi tiga daya tarik wisata, yaitu daya tarik wisata alam, daya tarik wisata sosial (adat istiadat), dan daya tarik wisata minat khusus (diutamakan kepada wisatawan yang memiliki motivasi khusus). Unsur yang harus diperhatikan saat melakukan promosi desa wisata yaitu daya tarik, transportasi, fasilitas yang memadai, dan kelembagaan yang memumpuni,” ungkap Romel.

Kegiatan penyuluhan ini akan diikuti oleh penyuluhan lain yang bertema “Pentingnya Sinergi Industri UMKM dengan Pariwisata” serta pelatihan dan pendampingan guna meningkatkan kesadaran dan kompetensi masyarakat terkait pengembangan wisata terintegrasi. (ari)