Siapakah Kader Banteng yang Ditunjuk Sebagai Penerus Jokowi Menuju Generasi Emas Indonesia Digdoyo, Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur? - Telusur

Siapakah Kader Banteng yang Ditunjuk Sebagai Penerus Jokowi Menuju Generasi Emas Indonesia Digdoyo, Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur?


Telusur.co.idOleh : Satrio Damardjati

Di saat hiruk-pikuk menjelang tahun politik 2024 dan juga paska hari ulang tahun (HUT) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) ke-50 tahun, banyak respon positif ataupun negatif kepada Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri yang seakan dikepung oleh desakan-desakan agar mengumumkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan. 

Akan tetapi dengan kepiawaian dan pengalaman panjang, Megawati justru dengan tenang dan tegas menyampaikan 6 poin penting yaitu : pecat kader yang tidak taat aturan, minta kader blusukan, persilakan kader mundur jika hanya ingin berkuasa, tegaskan hak prerogatif tentukan calon presiden (capres), sindir partai lain deklarasi capres dari PDI Perjuangan, kesetaraan gender bahwa di PDI Perjuangan perempuan harus siap memimpin. 

Terlepas dari hiruk/pikuk itu semua, sedikit mengajak refleksi sejenak sebelum HUT PDI Perjuangan ke - 50 tahun, lebih tepatnya pada hari Senin, 8 Agustus 2022 Presiden RI ke-5 dan juga Ketum PDI Perjuangan Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri melakukan kick off kolaborasi percepatan penurunan stunting dan peluncuran buku 'Resep Makanan Baduta Dan Ibu Hamil Untuk Generasi Emas Indonesia' di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta bersama Kepala Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Waryodo Bupati Kulonprogo periode tahun 2011-2019. 

Stunting adalah kondisi anak yang bertubuh pendek karena kekurangan gizi, tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan seseorang disebabkan oleh malnutrisi kronis dan penyakit berulang selama masa kanak-kanak. 

Hal ini dapat membatasi kapasitas fisik dan kognitif anak secara permanen dan menyebabkan kerusakan yang lama. Malnutrisi dapat menyebabkan kemiskinan yang berkelanjutan. 

Meskipun kemiskinan berkontribusi terhadap gizi buruk, minimnya pengetahuan dan praktik pengasuhan anak dan pemberian makan anak yang tidak memadai juga turut menyebabkan tingginya angka gizi buruk. 

Kesehatan ibu juga berperan penting. Banyak perempuan yang hamil saat usia remaja, tidak makan dengan benar selama kehamilan sehingga sering melahirkan bayi yang kecil atau berat badan rendah. 

Oleh karena itu, Presiden RI ke-7 yang juga merupakan kader PDI Perjuangan Ir. Joko Widodo (Jokowi) dalam acara pembukaan Rapat Kerja Nasional Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGA KENCANA) dan Penurunan Stunting pada hari Senin 23 Januari 2023 berkomitmen untuk menurunkan angka stunting nasional di angka 14 persen di tahun 2024, bukanlah harapan kosong belaka. 

Karena dengan melakukan percepatan penurunan stunting di Indonesia adalah upaya menyiapkan generasi unggul untuk Indonesia Maju dan mempersiapkan menuju Indonesia Emas 2045. 
 
Hal tersebut dilatarbelakangi tingginya angka stunting di Indonesia yaitu 24,4 % dan setiap tahun ada 4,8 juta ibu hamil serta melahirkan. Dan hampir 1,2 juta stunting lahir setiap tahun, jika Indonesia tidak bisa melakukan apa-apa. 

Sebagai data contoh di Provinsi Jawa Tengah,  berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, di Provinsi Jawa Tengah terdapat kabupaten / kota kategori kuning (prevalensi 20% sampai 30%) yang terdiri dari Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Blora, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Batang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Banjarnegara, Kota Tegal dan Kabupaten Pemalang. 

Untuk kabupaten / kota berkategori hijau di Provinsi Jawa Tengah  dengan prevalensi 10% sampai 20% terdiri dari Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Sragen, Kabupaten Rembang, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kudus, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Semarang. Sedangkan Kabupaten Grobogan berstatus biru dengan prevalensi 9,6%. 

Berdasarkan prevalensi terbesar ada 5 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan angka stunting terbesar yaitu Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Demak dan Kabupaten Jepara. 

Sedangkan 5 kabupaten dengan prevalensi stunting terendah yakni Kabupaten Grobogan, Kota Magelang, Kabupaten Wonogiri, Kota Salatiga dan Kabupaten Purworejo. 

Melihat kondisi aktual yang terjadi saat ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga merupakan kader PDI Perjuangan mampukah melunasi janji komitmennya menuntaskan stunting di Provinsi Jawa Tengah melalui program pada periode awal kepemimpinannya yaitu program "Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng”? Bagaimana pula komitmen kader-kader PDI Perjuangan lainnya yang menjabat Gubernur - Wakil Gubernur, Bupati - Wakil Bupati, Walikota - Wakil Walikota di Provinsi, Kabupaten / Kota lainnya di Indonesia? 

Dari sekian banyak kader PDI Perjuangan kenapa dr. Hasto Wardoyo Bupati Kabupaten Kulonprogo periode 2011-2019 yang dipercaya dan ditunjuk Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk mengurusi masalah Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGA KENCANA) dan Penurunan Stunting yang kemudian dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi pimpinan K/L Kepala BKKBN. Inilah hal yang menarik dan bukan secara kebetulan jika pada periode ke-2 Presiden Jokowi saat pelantikannya juga menyampaikan tentang SDM Unggul. 

Bisa dikatakan bahwa sebagai Ketum PDI Perjuangan dan juga Ibu Bangsa Megawati Soekarnoputri melihat ada kesamaan serta benang merah perjalanan politik pada kedua kader PDI Perjuangan terbaik tersebut. Walaupun sama-sama lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) akan tetapi beda profesi, yang satu seorang tukang kayu yang satunya adalah seorang dokter akan tetapi kedua profesi tersebut dituntut untuk bekerja menggunakan roso-hati-akal-pikiran. 

Kesamaan lainnya pernah menjadi pejabat eksekutif tingkat kabupaten dan kota di mana saat menjabat sebagai Walikota Kota Solo pada periode ke-2 berjalan Jokowi maju dan jadi Gubernur DKI Jakarta yang juga karena daerah khusus ibukota bahwa Gubernur DKI dalam rapat kabinet se-tingkat menteri, begitu juga dengan Hasto Wardoyo saat menjabat sebagai Bupati Kulon Progo pada periode ke-2 berjalan dilantik menjadi pimpinan K/L Kepala BKKBN setingkat menteri. 

Jokowi saat menjadi Wali Kota telah membuat kebijakan dan legacy yang dapat dinikmati dan dirasakan oleh warga Kota Solo. Begitupun saat Harto Wardoyo menjadi Bupati Kulon Progo membuat kebijakan dan legacy yang terkenal karena berbagai inovasi dalam memimpin Kabupaten Kulon Progo. 

Sekedar mengingatkan pada tahun 2012, untuk mengangkat perekonomian Kabupaten Kulon Progo, Hasto Wardoyo meluncurkan program "Bela & Beli Kulon Progo". Gerakan dimulai dengan mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan pelajar dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Kulon Progo mengenakan seragam batik gebleg renteng, batik khas Kulon Progo pada hari tertentu. 

Dengan jumlah 80.000 pelajar dan 8.000 ASN kebijakan ini mampu mendongkrak industri batik lokal. Sehingga sentra kerajinan batik tumbuh pesat dari cuma 2 menjadi 50 kerajinan. 

Selain itu, Hasto Wardoyo mewajibkan setiap ASN membeli beras produksi Petani Kulon Progo, 10 kilogram per bulan. Bahkan beras raskin yang dikelola Bulog setempat kini menggunakan beras produksi Petani Kulon Progo. 

Hasto Wardoyo juga membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mengembangkan usaha memprodusi air kemasan merk AirKu (Air Kulon Progo). AirKu kini menguasai seperempat pasar air kemasan di Kabupaten Kulon Progo. Berbagai kebijakan lewat program Bela dan Beli, ternyata mampu menurunkan angka kemiskinan di Kulon Progo dari 22,54% pada 2013 menjadi 16,74% pada 2014. 

Dan masih banyak hal krusial dan penting kesamaan kedua kader PDI Perjuangan tersebut yang dilihat dan dinilai oleh Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menjadi hak prerogatif Ketum yang diamanatkan dalam Kongres institusi tertinggi PDI Perjuangan untuk menunjuk siapa kader terbaik PDI Perjuangan yang layak dicalonkan dalam mewujudkan generasi SDM unggul untuk Indonesia Maju dan mempersiapkan menuju Indonesia Emas 2045. 

Karena Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bercita-cita bahwa, Presiden yang diusung oleh PDI perjuangan di tahun 2024 adalah sosok yang peduli dengan program peningkatan kualitas sumber daya manusia, dimulai sejak bayi dalam kandungan karena bayi-bayi inilah nanti yang merupakan generasi penerus dan berperan dalam terwujudnya Visi Indonesia di tahun 2045 yaitu Indonesia yang Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur.

*Penulis adalah Ketua Umum PETANI dan Kader PDI Perjuangan.


Tinggalkan Komentar