telusur.co.id - Masyarakat kecamatan Gayam, pulau Sapudi, kabupaten Sumenep, Madura terus menerus dibikin sengsara oleh tingginya harga BBM.

Program pemerintah Republik Indonesia tentang BBM 1 harga sepertinya telah dikhianati oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Sumenep. 

"Ini adalah bentuk penghianatan terhadap bangsa dan negara, karena BBM yang seharusnya 1 harga di pulau kami, malah melambung tinggi,” terang Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Gayam, Yudi Anshori. Minggu, (12/9/2021).

Adanya APMS di Kec. Gayam, Kab. Sumenep seharusnya lebih meringankan masyarakat terkait harga BBM khususnya premium yang merupakan perwujudan dari program pemerintah dalam membantu mensukseskan program BBM 1 Harga.

“Tapi justru sebaliknya, dengan adanya APMS (Agen Premium Minyak Solar) di kecamatan Gayam kabupaten Sumenep harga yang mereka tentukan tidak sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku,” imbuhnya.

“Keseriusan pemerintah daerah kabupaten Sumenep untuk mengatasi persoalan harga BBM di kecamatan Gayam yang melebihi harga di daerah pulau lain seperti Raas dan Kangean, padahal dari geografis jarak lebih jauh.

“Hal ini dipertanyakan oleh masyarakat Sapudi, mengingat perwakilan APMS secara terang-terangan dan secara terbuka menyampaikan bahwa, pihak APMS hanya bisa mengeluarkan BBM Jenis Premium dengan harga jual Rp.9.500/liter,” tutur Atik saat audiensi di pendopo kecamatan Gayam. Rabu, (18/8/2021). 

Dengan adanya pernyataan demikian, harusnya pemerintah sudah mengambil tindakan tegas terhadap pemilik APMS yang menjual tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. 

"Itu sudah dengan terang-terangan tidak menjual sesuai dengan harga yang sudah ditentukan, jadi menurut saya itu sudah sangat cukup untuk mengambil tindakan tegas atau melakukan pemanggilan terhadapnya,” beber Aktivis HMI Malang, Yudi Anshori. 

Karena akibat tingginya harga yang dipatok oleh APMS, mengakibatkan melambungnya harga BBM di kecamatan Gayam pulau Sapudi dari pedagang pengecer hingga Rp. 11.000-12.000/liter untuk harga premium. 

"Tingginya harga BBM di APMS berdampak kepada tingginya penjualan dari pedagang pengecer sampai Rp. 11.000-12.000/liter jenis premium,” tutur Yudi. (ari)