telusur.co.id - Usaha Mikro memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Untuk pengembangan usaha mikro, diperlukan pendanaan baik berupa bantuan atau hibah dari pemerintah maupun berupa pinjaman dari lembaga pembiayaan. Untuk mendapatkan pendanaan diperlukan adanya laporan keuangan yang dapat mencerminkan kondisi usaha mikro tersebut.

Oleh sebab itu, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Jurusan Akuntansi (JA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan pendampingan perhitungan harga produksi dan penyusunan Laporan Keuangan usaha jasa jahit, Noenoek Moerdiyanti (Griyanoe), Selasa (02/11) di RT 6 RW Desa Keboan Sikep, Kec. Gedangan, Kab. Sidoarjo. 

Ketua Tim PKM JA FEB Unesa, Ambar Kusumaningsih menyampaikan bahwa, laporan keuangan juga membantu para pelaku usaha mikro untuk mengetahui kondisi usahanya secara periodik dan menentukan strategi yang diperlukan untuk bertahan atau berkembang. 

"Namun, pelaku usaha mikro pada umumnya belum mampu melaksanakan pembukuan maupun pencatatan keuangan dengan rapi dan sistematis sehingga tidak dapat membaca kondisi keuangan usahanya dengan akurat," ucap Ambar dalam interview dengan awak media.

Selain itu, ia menambahkan bahwa, tujuan kegiatan ini adalah agar pelaku usaha mikro khususnya bidang jasa bisa membuat laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).

"Dengan tersusunnya laporan keuangan yang sesuai standar, mitra diharapkan dapat mengembangkan usahanya dan dapat mengajukan pendanaan baik untuk mengikuti program bantuan dari Pemerintah maupun pinjaman dari Lembaga Pembiayaan," lugasnya. 

Tim PKM melakukan beberapa pertimbangan dalam memilih jenis jasa tersebut, yaitu karena banyak dilakukan oleh masyarakat dalam skala mikro dan pelaku jasa jahit pakaian pada umumnya adalah ibu rumah tangga dari latar belakang pendidikan non akuntansi atau keuangan.  

"Selain itu, sektor usaha jasa tersebut belum pernah tersentuh pelaksanaan PKM dari Jurusan Akuntansi FEB Unesa. Sementara sektor lain seperti perdagangan dan industri kecil sudah pernah dilakukan PKM,” sambungnya.  

Ia berharap, adanya mitra ini dapat secara mandiri saat menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) dari setiap pesanan dan bisa membuat laporan kegiatan angan yang berbasis SAK ETAP. 

"Dengan demikian mitra ini dapat menentukan harga jual yang optimal dan tidak lagi menderita kerugian karena salah satu menghitung biaya-biaya. Selain itu, dengan mampunya mitra menyusun laporan keuangan maka dapat mengajukan pembiayaan untuk menambah modal dan meningkatkan skala usahanya," tandas Ambar Kusumaningsih.  

Tim PKM JA FEB Unesa yang diketuai oleh Ambar Kusumaningsih, beranggotakan; Ni Nyoman Alit Triani, Made Dudy Satyawan, Merlyana Dwinda Yanthi, dan Cantika Sari Siregar. (yat/ari)