telusur.co.id - Dalam rangka memperbaiki sistem perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19, mahasiswa Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya berupaya untuk ikut andil dalam menggerakkan perekonomian para pelaku usaha UMKM yang tengah mengalami penurunan penjualan maupun pendapatan seperti yang dialami oleh salah seorang pelaku UMKM yang bergerak di bidang peternakan burung puyuh.

“Strategi untuk membangkitkan usaha UMKM ini adalah dengan melakukan inovasi berupa Diversifikasi varian produk dari telur puyuh itu sendiri (Telur Puyuh Asin Bakar). Strategi ini juga dibarengi dengan pengoptimalan pemanfaatan media sosial (Medsos) sebagai wadah dalam proses pemasaran produk yang dihasilkan,” ujar mahasiswa KKN Untag Surabaya, Winel Nayuma Aga Christisia. Senin, (20/12/2021).

Tujuan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Untag Surabaya ini, kata Winel, pertama, meningkatkan penjualan dan pendapatan. Kedua, memberikan pengetahuan perihal penjualan produk dagang di media online. Ketiga, menambah pengetahuan akan teknik pemasaran.

“Metode pelaksanaan KKN yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara dan praktik penyuluhan produk baru. Dengan arahan dan bimbingan oleh Dosen Pembimbing Lapangan KKN, Ibu Fitri Norhabibah,” papar mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi (Ilkom) Untag Surabaya ini.

Salah satunya peternak unggas burung puyuh yang berada di Desa Tamiajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, mereka yang bekerja sebagai pelaku usaha peternak burung puyuh kesulitan mendapatkan penghasilan karena hasil ternak yang mayoritas berupa telur mengalami penurunan penjualan, dikarenakan beberapa lokasi agen distributor penjual telur puyuh banyak yang tutup sementara.  

“Hampir lebih dari 10 bulan dampak tersebut dirasakan oleh Mitra Abadi Telur Bersinar Puyuh Malang (ATB), mereka mengalami penurunan omset penjualan telur puyuh hingga mencapai 40 % sampai dengan 47 %,” ungkap Winel. 

Justifikasi Masalah 

Dari kondisi pandemi Covid-19 saat ini dapat terlihat bahwa sektor UMKM di bidang budidaya peternakan adalah sektor yang terkena dampak besar akibat pandemi ini. 

Dampak terbesar yang dirasakan adalah penurunan daya beli masyarakat untuk produk hasil ternak dan budidaya telur puyuh, selain itu juga cara penjualan yang masih bersifat tradisional atau offline sangat membantu percepatan penurunan hasil penjualan pelaku UMKM tersebut.  

“Oleh karena itu pelaku UMKM di bidang budidaya peternakan unggas harus dapat berinovasi dalam produk yang akan dijual di masyarakat, dan juga cara penjualan juga harus belajar beralih ke dunia digitalisasi (penjualan secara online),” tegasnya. 

Solusi 

Di tengah kondisi pandemi covid-19 yang masih melanda hingga sekarang, platform media sosial sangatlah penting baik dalam memberikan informasi mengenai berita pandemi tersebut, juga dalam hal penjualan produk yang dilakukan tanpa tatap muka (sesuai dengan protokol kesehatan), sehingga mahasiswa KKN akan mengajarkan pembuatan akun media sosial berupa instagram untuk penunjang penjualan produk mitra umkm.  

“Selain itu, pelatihan terhadap mitra umkm untuk inovasi pengembangan produk juga akan dilakukan mahasiswa KKN guna membantu mitra UMKM untuk dapat terus berinovasi dalam penjualan produknya,” jelasnya. 

Kesimpulan 

Mitra UMKM Abadi Telur Bersinar (ATB) adalah salah satu umkm yang bergerak di bidang budidaya terkan burung puyuh, mitra ATB adalah salah satu mitra umkm yang cara penjualannya sampai saat ini masih berupa tatap muka (offline) dimana di tengah pandemi saat ini banyak masyarakt menghindari transaksi jual beli secara langsung. 

Sehingga penjualan mitra ATB di tengah pandemi sangat turun drastis dengan angka 47% penurunan omset. Tetapi dengan adanya kegiatan KKN Mahasiwa Universitas 17 Agustus 1945 mitra UMKM ATB sangat terbantu dengan diberikan penyuluhan dan diajarkan dalam penjualan secara digital (online) dan diberikan pengajaran terhadap pengembangan variasi produk baru berupa telur puyuh asin bakar.  

“Sehingga dengan kegiatan KKN ini, mitra UMKM sudah merasakan peningkatan omset penjualan dibandingkan sebelumnya,” tutup Winel Nayuma Aga Christisia. (ari)