Oleh : Muhamad Napis Hamdani

Anak merupakan amanat ditangan kedua orang tua. Hatinya yang masih bersih, suci merupakan permata yang indah, bila kita mengasah dengan penuh kebaikan. Kemudian, pahala pun akan mengalir dan dinikmati untuk kedua orangtuanya maupun semua orang yang mendidiknya.

Sebagai orang tua yang muslim pasti ingin menjadikan anaknya menjadi seorang yang berbakti, taat, bertanggung jawab dengan mengikuti ajaran-ajaran Islam sesuai aturan agama Islam.

Beberapa orang tua pun mempunyai konsep parenting sendiri bagaimana mendidik anak, sebagai langkah mendidik anak secara Islami dengan nilai-nilai islam yang ditanam sejak sedini mungkin. Agar lebih memahami, mendisiplinkan, dan mendorong (support) anak menjadi yang terbaik sebagaimana menerapkan pola asuh mengikuti tuntunan Al-qur’an dan Nabi Muhammad SAW. Berikut, penjabaran tentang parenting Islami :

Menurut Syifadan Munawaroh, parenting Islami adalah suatu bentuk pola asuh yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam, Al-Qur’an dan As-Sunnah. 

Menurut Rachman, parenting Islami adalah suatu pengasuhan anak sesuai proses tumbuh kembangnya berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah Rasullah SWT. Pengasuhan ini diadakan berdasarkan ajaran agama Islam yang bertujuan memberikan kebaikan dunia dan akhirat melalui penjelasan terkait aspek-aspek pendidikan yang baik.

Menurut Warsih, Parenting Islami adalah mencetak generasi muda yang memiliki moral dan mengacu dalam norma-norma Islam dan membentuk generasi yang sholih dan sholihah. Oleh karena itu, hal ini dapat dilakukan ketika anak belum lahir di dunia, bukan hanya ketika anak sudah lahir kedunia ini. 

Kamal Hasan mengatakan, Parenting Islami adalah suatu proses seumur hidup untuk mempersiapkan diri, dan orang bias menjalankan perannya sebagai khalifahnya di dunia ini. Dengan kesiapan tersebut, diharapkan bias memberikan sumbangan terhadap rekontruksi dan pembangunan masyarakat dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Parenting Islami dikenal dengan Tarbiyah al-Awladdan berlandaskan atas prinsip tauhid, keimanan dan akhlak mulia. Orangtua mempunyai tugas bertanggung jawab untuk mengajarkan kepada anak-anaknya tentang pendidikan akhlak, pendidikan jasmani, pendidikan nalar, dan pendidikan untuk bertanggungjawab dalam masyarakat.

Menurut Darajat, pola asuh Islam ialah suatu pengasuhan yang utuh berdasarkan sikap dan perilaku orangtua terhadap anak sejak dini meskipun dalam hal mendidik, membina, membiasakan dan membimbing anak secara maksimal berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah. Di  tugas orangtua adalah memberikan pengarahan yang positif dan memberikan bimbingan kepada anaknya agar bias menerapkan ajaran pendidikan Islam yang benar berdasarkan perilaku yang baik.  

Dari beberapa pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa, parenting Islami adalah pola asuh yang dilakukan oleh orang Islam yang mendidik dan mengasuh anak berdasar pada ajaran, aturan dan nilai-nilai agama Islam kepada anaknya yang bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadis.

Metode parenting islami yang baik telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Menurut suwaid ada beberapa metode yang dapat kita contoh saat nabi mendidik anak-anaknya, yakni sebagai berikut :

1. Menampilkan suri tauladan yang baik

Orang tua merupakan role model bagi anak sehingga orang tua harus mencontohkan sifat-sifat tauladan yang dapat dicontoh oleh anak sehingga dapat mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak. Selain itu dapat mempengaruhi kepribadian anak menjadi sosok lebih baik ke depannya.

2. Mencari waktu yang tepat untuk memberi pengarahan  

Orang tua harus dapat memahami kapan memberikan nasihat pada anak dilihat dari suasana hatinya, karena terkadang ada beberapa situasi anak tidak dapat menerima nasihat sehingga justru menolak keras. Dalam hal ini Rasullulah SAW mengatakan, tiga waktu yang tepat saat hendak memberikan nasihat pada anak, yakni, dalam perjalanan, waktu makan dan waktu anak sakit.

3. Bersikap adil dan menyamakan pemberian anak

Bersikap adil pada setiap anak baik dalam memberikan kasih sayang maupun perhatian. Terkadang anak merasa iri kepada adiknya merasa adiknya lebih disayangi sehingga anak tersebut membangkang ketika di berikan nasihat dan banyak melakukan perbuatan yang salah akibat dari memendam rasa iri tersebut.  

4. Menunaikan hak anak

Menunaikan hak anak dan menerima kebenaran dirinya dapat menumbuhkan perasaan positif dalam dirinya dan sebagai pembelajaran bahwa kehidupan itu adalah memberi dan menerima. 

Adapun hak-hak anak di antaranya :

a. Hak mendapatkan perlindungan

b. Hak untuk hidup dan tumbuh kembang

c. Hak mendapatkan pendidikan dan

d. Hak mendapatkan nafkah dan warisan.

5. Doa  

Doa merupakan landasan asasi yang setiap orang tua dituntut untuk konsisten menjalankannya serta orang tua harus selalu mendoakan kebaikan untuk anaknya. Waktu yang mujarab untuk berdoa adalah pertengahan malam terkakhir dan setiap selesai shalat fardhu.

6. Larangan mendoakan keburukan untuk anak

Setiap doa orang tua merupakan kelnacaran bagi anaknya daripada orang tua mendoakan hal hal buruk untuk anak karena kekesalan sesaat alangkah baiknya orang tua selalu mendoakan hal-hal baik untuk anak.

7. Membantu anak untuk berbakti dan mengerjakan ketaatan

Mempersiapkan segala macam sarana agar anak berbakti kepada kedua orangtua dan berbakti dan mngerjakan ketaatan serta mendorongnya untuk selalu menurut dan mengerjakan perintah dan dibantu dengan memberikan kenyamanan dan kasih sayang pada anak.

8. Tidak suka marah dan mencela

Saat mencela dan marah marah pada anak hal tersebut dapat merusak mental dan hati anak alangkah baiknya apabila sedang emosi lebih baik menjauh dan menenangkan diri sebelum berbicara pada anak.

Dapat disimpulkan bahwa, metode parenting islami yang dapat orang tua lakukan semuanya berawal dari sikap dan tindakan orang tua tersebut karena orangtua merupakan role model bagi anak segala tindakan, ucapan dan perilaku orangtua anak akan mengikutinya.  

*Penulis adalah Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor.