telusur.co.id - Ustadz Hanan Attaki mengisi ceramah agama Kajian Jumat Mubarok Majelis Dzikir Rotibul Haddad, di Masjid Riyadlus Sholihien, Jl. Melati Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur  pada Jumat (02/6/2023) malam.

Sebelum agenda Kajian, Ustad Hanan Attaki melakukan sowan kepada Rais Syuriah PBNU, KH. Sadid Jauhari yang juga pengasuh PP. Assunniyah, Kencong, Jember.

"Alhamdulillah Kyai Sadid sangat sayang kepada Ustad Hanan, banyak obrolah tentang penguatan dakwah, bahkan Kyai memerintahkan kami agar juga mampir di Pesantren keluarga beliau yang lain," jelas Mahathir Muhammad.

Diketahui sebelumnya, pada tahun 2022 kemarin, Ustadz Hanan Attaki sempat mendapatkan penolakan, khususnya dari warga Nahdiyin hingga pemerintah daerah saat akan menggelar konser langit di Kabupaten Jember.

Namun setelah masuk Nahdlatul Ulama (NU), kini Hanan Attaki bisa berceramah dengan leluasa. Bahkan, selama berceramah Hanan Attaki dikawal oleh anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser), alias organisasi Sayap Kanan NU.

Sekitar pukul 19.30 WIB, ketika Ustadz Hanan Attaki baru tiba di acara, rupanya jadi rebutan foto selfie dari kalangan jamaah perempuan kajian ini. Jamaah meluber, tak hanya memenuhi masjid, namun meluber hingga parkiran masjid. 

Hampir semua area parkir terpenuhi jamaah, yang mayoritas adalah mubibbin Ustad Hanan Ataki. Kedatangannya ke Jember itu, difasilitasi langsung oleh Mahathir Muhammad selaku Bendahara Umum Nusa Bangsa Indonesia (NBI).

Gus Mahathir, sapaan akrabnya, ia mengatakan bahwa, penolakan yang dilakukan itu bukan karena Ustadz Hanan, tapi terlebih kepada personal yang mengagendakan acara tersebut, yang terindikasi kuat teman-teman aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Kalau gak ditolak, akhirnya membahayakan. Satu sisi kita tahu HTI itu adalah gerakan laten. Kami takut memanfaatkan Hanan Attaki sebagai da'i yang menjadi magnet milenial urban di kabupaten Jember, kemudian dimanfaatkan jamaahnya dan digiring ke HTI," tegasnya. Sabtu, (03/6/2023).

Lebih lanjut, ketika beberapa waktu lalu Hanan Attaki bersama KH Marzuki Mustamar dirinya menilai hal itu merupakan momentum strategis untuk berkolaborasi dakwah pada level milenial urban yang jarang digarap oleh dai-dai muda NU.

"Hadirnya Ustadz Hanan Attaki ini bisa menjadi nafas dan energi baru untuk penguatan Ahlussunnah Wal Jamaah di kalangan milenial urban," bebernya.

"Ke depan, penguatan dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah itu harus memiliki semangat kolaboratif bukan konfrontatif lah ini yang menjadi satu hal menjadi ruh dakwah yang moderat ala NU," sambungnya.

Gus Mahathir menambahkan, jika pihaknya akan membuat studi banding yang akan didampingi langsung Ustad Hanan Attaki dengan melibatkan kyai muda dan anak muda NU yang alim, good looking, dan memiliki public speaking yang bagus.

"Studi banding ini mungkin bisa seminggu. Nanti belajar cara mengetahui segmen milenial urban. Kalau ngomong strategi dakwah, ini kan ada pendekatan aspek antropologis dan sosiologis, kita harus petakan. Makanya dai harus bisa beradaptasi dengan target dakwahnya," tegasnya.

"Sebenarnya ini kan mirip dengan semangat dakwah Wali Songo yang mampu melakukan akulturasi, dan ini hanya soal cuma packaging-nya aja. Insyaallah akan kami realisasikan dalam waktu dekat untuk melakukan studi banding ini," tuturnya.

Adanya studi banding ini, pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bendahara PW GP Ansor Jatim mengungkapkan, nantinya ulama-ulama muda NU akan punya bekal untuk merangkul anak-anak perkotaan sebagaimana dilakukan oleh Ustad Hanan Attaki.

"Juga, diharapkan ada inventarisir ulama-ulama dari NU yang itu bisa direkomendasikan oleh Hanan Attaki sebagai Da'i Nasional agar direkomendasikan untuk ngaji kepada masyaikh Nahdlatul Ulama," tutup Mahathir. (ari)