telusur.co.id - Ide untuk membangun Terusan Kra kembali mengemuka. Gagasan pembangunan Terusan Kra yang melintasi Tanah Genting Kra dan menghubungkan Teluk Thailand dengan Laut Andaman telah muncul sejak ratusan tahun lalu. Namun berkali-kali, rencana ini timbul-tenggelam.

Kelak jika selesai dibangun, Terusan Kra akan melintasi Tanah Genting Kra, sebuah daratan sempit di Thailand Selatan yang menghubungkan Teluk Thailand dengan Laut Andaman.

Jika Terusan Kra (Kra Canal) Thailand Terwujud, Aceh akan Benar "Merdeka" dan Aceh menjadi Mercusuar Perdagangan Dunia mengembalikan kemasyuran jalur strategis. 

Menurut Kandidat Magister Asia Tenggara Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Muhammad Ichsan hal tersebut tidak akan bergeser jika melihat letak Aceh yang strategis secara Geopolitik, Geocultural serta Jalur Transnasional kawasan. 

"Aceh pernah jaya atau merdeka secara kekuatan ekonomi pasar global karena jalur singgah Pelabuhan Perdagangannya tempo dulu. Jika berharap hadirnya Terusan Kra kelak Aceh kembali berbenah,” terang Ichsan kepada telusur.co.id. Kamis, (01/4/2021).

Menurut Ichsan, lahirnya Terusan Kra menjadi poin penting kemajuan ekspor komuditas lokal Aceh, terutama Kopi, Pala, Kelapa, Perikanan.

 "Pelabuhan Ekspor yang sangat vital di Aceh diantaranya Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara, Pelabuhan Bebas Sabang, Pelabuhan Calang dan Pelabuhan perintis lainnya di Jalur Barat Selatan pasti akan aktif kembali,” imbuhnya.

Menurut Alumnus FKIP Sejarah Universitas Syiahkuala (USK) Banda Aceh tersebut, Terusan Kra nantinya jika terwujud akan memiliki panjang 102 kilometer.  

Estimasi biaya pembangunannya sekitar US$ 28 miliar. Diperkirakan membutuhkan waktu 8 hingga 10 tahun untuk menyelesaikan megaproyek ini. 

Dengan pembangunan Terusan Kra, kapal-kapal tidak perlu lagi lewat Singapura dan Semenanjung Malaysia sehingga mereka dapat memotong waktu perjalanan sebanyak 72 jam atau 1.200 kilometer. 

"Kita berharap pembangunan Terusan Kra ini akan benar-benar memerdekakan masyarakat Aceh serta keluar dari zona kemiskinan dan dana Otonomi Khusus (Otsus) akan terserap secara tepat  persiapan pembangunan infrastruktur pendukung dan SDM Lokal,” tuturnya. 

Kapal juga dapat menghindari Selat Malaka yang padat. Gagasan menghubungkan Songkhala di Timur dan Nakhon Si Thammarat di Barat mengemuka setelah Ferdinand de Lesseps sukses membangun Terusan Suez di Mesir pada tahun 1869. 

Jadi kontroversi 

Dikutip dari Bangkok Post, Senin (29/3) pada tahun ini, Dewan Pembangunan Ekonomi Nasional Thailand sudah beberapa kali meminta Perdana Menteri Thailand mempercepat studi kelayakan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pembangunan kanal. 

China dan Jepang, dua negara yang saling berkompetisi, bahkan sudah siap untuk membantu Thailand mewujudkan pembuatan Terusan Kra dengan dana inevstasi senilai US$28 miliar untuk proyek Kanal Kra tersebut. Sebab, negara yang paling berkepentingan dengan proyek tersebut adalah China, Jepang, dan negara-negara di Asia Timur. 

Aceh saat ini dalam proses membangun pasca 3 Era yang dilalui. Pertama era kolonial, kedua era konflik RI - GAM, serta era pasca tsunami, maka berperan aktif terhadap Isu regional. Sekelas Terusan Kra harus menjadi kajian penting jika Aceh ingin Merdeka dalam artian pemanfaatan SDA serta SDM secara maksimal. (ari)