telusur.co.id - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menindaklanjuti hubungan kerjasama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Denmark di Indonesia yang telah bertandang ke kampus ITS secara langsung, akhir tahun lalu. Melalui pertemuan secara daring, kedua pihak berdiskusi mengenai opsi sektor kerjasama yang akan digagas ke depannya.

Dalam sambutannya, Rektor ITS, Prof Mochamad Ashari menilai, peralihan sumber energi pada transportasi dengan strategi dekarbonisasi adalah sebuah potensi besar. Terutama dalam sektor maritim dan elektrik yang sudah menjadi fokusan ITS sejak lama. 

“Sehingga kami siap untuk bersinergi dengan pemerintah Denmark, merujuk pada poin kunci dalam Revolusi Industri 4.0, yakni energi, kecepatan, dan kreativitas,” terang rektor yang akrab disapa Ashari ini. Jumat, (09/7/2021).

Sejalan dengan pernyataan Ashari, Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia, Lars Bo Larsen yang hadir bersama jajarannya antara lain Mathias Emil Bengtsson selaku Political and Economic Advisorpercaya bahwa, sektor maritim memang memiliki peran penting dalam membangun kedua negara. 

Hal ini menyangkut penampakan kondisi alam Indonesia dan Denmark yang tidak jauh berbeda, yakni terdiri atas berbagai pulau.

Untuk itu, Lars Bo Larsen mengungkapkan bahwa Denmark dan Indonesia melalui ITS dapat bekerja sama untuk menghadirkan ekosistem yang hijau dan berkelanjutan. 

“Dengan ini, kami ingin berkolaborasi mengacu pada posisi strategis Indonesia untuk mengembangkan bisnis maritim, seperti halnya riset pembuatan green ship,” tambahnya. 

Dalam rangka mengeksplor peluang kerja sama yang ada, beberapa jajaran direktorat terkait di ITS pun hadir untuk memaparkan berbagai macam riset yang sudah dikehendaki selama ini.  

Antara lain adalah Direktur Riset dan Pengembangan Masyarakat (DRPM) ITS, Agus Muhamad Hatta, dan Direktur Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS, Achmad Affandi. 

Berlanjut dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Wakil Rektor IV ITS, Bambang Pramujati, hadir pula Manajer Unit Klaster Inovasi Maritim ITS, Tri Achmadi yang memang telah berkoordinasi dengan pihak Kedubes Denmark sedari pertemuan kerjasama yang pertama.  

Tri Achmadi menilai bahwa, kerjasama dapat segera berlanjut terutama pada industri dekarbonisasi karena ITS telah berpengalaman dengan sejumlah industri di Indonesia. 

Oleh karenanya, Tri Achmadi menilai bahwa, kerjasama dapat segera dilanjutkan pada proses penandatangan nota kesepahaman, sehingga perlu disepakati apa saja yang akan dikehendaki dalam kerja sama ini terutama pada fokusan sektor maritim.  

“Dalam hal ini, kita dapat mengadakan diskusi triangular untuk pengembangan green ship antara ITS, Pemerintah Denmark, dan Kementerian Pertahanan RI yang memang sudah bersinergi dengan ITS seputar desain kapal sejak tahun 2018 lalu,” ungkapnya. 

Usulan tersebut disambut baik oleh Lars Bo Larsen yang mengungkapkan bahwa, selanjutnya dapat dilakukan pengembangan dalam matriks pada kolaborasi terkait yang memungkinkan serta segera menindaklanjuti kontekstual ide kerja sama yang akan berlaku.  

Selain itu, potensi kerjasama yang memungkinkan adalah pengadaan program satelit yang dinilai memungkinkan untuk diwujudkan melalui kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi yang sudah dibina ITS dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. 

Tak luput pula, mengenai kemungkinan kerja sama dalam bidang akademik yang dapat dibina ITS dengan kampus yang ada di Denmark. Ke depannya, akan menjadi bahasan mengenai program pertukaran pelajar dan kolaborasi penelitian antar kedua negara.  

“Untuk itu, dapat diagendakan pertemuan lanjutan untuk membahas kolaborasi ITS dengan Kedubes Denmark,” tandas Bambang Pramujati yang juga bertindak sebagai moderator. (ast/ari)