telusur.co.id - Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) berhasil membuat inovasi yaitu pembersih botol otomatis, agar menghasilkan kemasan produk sirup bogem buah ini yang bersih dan sehat yang berkapasitas ±100 botol hanya butuh waktu 500 detik atau sekitar 8 menit, peningkatan efisiensi waktu 60x lipat lebih cepat dan bersih. 

Uniknya, pembersih botol otomatis mampu menghasilkan botol kemasan produk sirup bogem buah yang sehat dan bersih.

Inovasi ini berasal dari permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani Mangrove Wonorejo di bidang sirup bogem yang diketuai oleh Soni Mohson yang di Wonorejo Timur gang Sonnetaria no.2 RT 4, RW 7, Rungkut Surabaya. 

Berdasarkan permasalahan di atas, dikembangkan sebuah inovasi pembotol bersih otomatis yang berfungsi dengan mengetahui botol sekali pembersihan bagian luar dan dalam hanya butuh waktu 5 detik, didapatkan proses yang lebih cepat, lebih banyak kapasitasnya, dan hasil terpenuhi. 

Inovasi pembersih botol otomatis ini diciptakan oleh seorang peneliti sekaligus Dosen Universitas Negeri Surabaya, Siti Sri Wulandari sebagai ketua, bersama tim yaitu Suci Rohayati dan Firman Yasa Utama. Serta dibantu oleh Mahasiswa yaitu Muhamad Husain Aufillah, Muhammad Zikri Afdol, Iqbal Rifky Chinsa, dan Mohammad Wira Yuda.

Ketua Tim PKM Unesa, Siti Sri Wulandari menjelaskan bahwa  mangrove pedada (sonneratia caseolaris) atau lebih dikenal dengan buah bogem telah digunakan sebagai bahan dasar dari sirup bogem oleh kelompok tani mangrove Wonorejo. 

“Adapun proses produksi diawali dengan memanen buah bogem yang sudah masak dengan cara menempatkan jarring dibawah area pohon mangrove yang terlihat banyak buah bogem. Setelah semalam, buah bogem yang telah matang akan berjatuhan di jarring dan dikumpulkan,” ujar Wulan dalam keterangannya. Selasa, (24/1/2023).

Ketua Tim PKM Unesa mengatakan bahwa, agar dapat berpoduksi setiap hari, petani mangrove menyiasati dengan stok saat panen. “Petani bisa menyimpan dalam bentuk buah bogem mentah, buah yang sudah di kupas dan buah yang sudah di rebus siap olah menjadi sirup disimpan dalam freezer,”ujarnya. 

Wulandari mengungkapkan, dalam mengolah buah bogem menjadi sirup adalah 1 kg buah yang sudah dikupas dicampur 2 liter air standar isi ulang. Kemudian direbus 1 liter dulu menggunakan panci stainless dengan suhu 80°C yang 1 liter disimpan.

“Setelah perebusan selesai buah dipisahkan dari bijinya karena di dalam satu buah terdapat 150-200 biji sebesar biji cabe. Kemudian biji buah bogem tadi dibilas dengan simpanan air yang 1 liter sehingga menghasilkan bubur cair. Bubur cair belum memenuhi standar sirup berupa cairan kental yang tidak ada endapannya. Bubur cair supaya menjadi jernih harus difilter menggunakan kain tetron karena pori-porinya setara dengan 100 mesh,” tandasnya. 

Lebih lanjut, kata Wulandari, setelah itu, untuk kemasan botol kaca setelah di cuci bersih lalu di rebus dengan air panas sampai 60oC dan setelah itu ditiriskan. Waktu pencucian botol sekitar 4-5 menit per botol dengan sikat biasa menggunakan tangan. 

“Sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan bagian luar dan dalam botol. Pada permintaan yang relatif banyak hingga 100 botol, bisa dipastikan akan butuh waktu 500 menit atau sekitar 8 jam untuk pembersihan botol,” beber Dosen Unesa itu.

“2 botol sekali pembersihan bagian luar dan dalam hanya butuh waktu 5 detik. Maka 100 botol hanya butuh waktu 500 detik atau sekitar 8 menit atau peningkatan efisiensi waktu 60x lipat lebih cepat dan bersih," sambungnya. (ari)