IMM Jatim Apresiasi Respon Cepat Gubernur Khofifah dalam Penanganan Outbreak PMK - Telusur

IMM Jatim Apresiasi Respon Cepat Gubernur Khofifah dalam Penanganan Outbreak PMK

Ketua Bidang Kesehatan DPD IMM Jatim, drh. Devi Kurniawan

telusur.co.id - Pada tanggal 5 Mei 2022, Outbreak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di laporkan menjangkit 4 kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Lamongan, Mojokerto, Gresik, dan Sidoarjo. Sebanyak 1.247 ekor hewan ternak terjangkit PMK dengan resiko penularan sebesar 90%-100%. 

Cepatnya penyebaran penyakit PMK di tanggapi serius oleh Gubernur jawatimur, sehingga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menetapkan status Wabah PMK pada 4 Kabupaten yang dinyatakan positif, serta melakukan pembatasan lalu lintas ternak dari dan menuju daerah wabah.

Selain itu, Khofifah memberikan instruksi untuk memberhentikan operasional pasar hewan untuk sementara untuk mencegah penularan PMK lebih luas pada ternak lain.

Dalam pegambilan kebijakan tersebut Gubernur senantiasa melakukan koordinasi secara intensif dengan instansi terkait, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), tim Kemenko Perekonomian, lengkap dengan empat bupati yaitu Mojokerto, Gresik, Sidoarjo dan Lamongan  serta  kalangan akademisi kedokteran hewan.

Penanganan outbreak yang dilakukan sangat cepat diapresiasi oleh Ketua Bidang Kesehatan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jawa Timur (DPD IMM Jatim), drh. Devi Kurniawan yang juga merupakan seorang dokter hewan.

“Kondisi saat ini butuh perhatian serius dari pemerintah semua pihak harus bergandengan tangan dalam menangani outbreak PMK (Penyakit mulut dan kuku) ini. Karena hari raya idul adha sudah di depan mata yang merupakan hari raya besar umat islam.

“Dan apa yang dilakukan ibu Gubernur sebagai orang nomor satu di Jatim sangat tepat, langsung berkoordinasi dengan pihak terkait dan parah ahli. Dibuktikan dengan dibukanya posko pengaduan di samping kantor Negara Grahadi. Dan kemarin sore ibu Gubernur Khofifah Indar parawansa pun turun langsung ke lapangan, untuk memastikan penanganan yang dilakukan kolega dokter hewan di lapangan telah berjalan sesuai instruksi,” terang Devi. Minggu, (08/5/2022).

Menurut Dirjen PKH Kementan, tanda klinis penyakit PMK pada hewan ternak meliputi, demam tinggi (39-41 derajat celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, kaki pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus. 

Meskipun penyakit ini menyebar dengan cepat, Khofifah telah memastikan bahwa, penyakit ini hanya menular pada hewan saja, tidak pada manusia, selain itu ia telah menjamin ketersediaan daging untuk kebutuhan pangan serta suplainya akan dimaksimalkan supaya aman. 

“Penanganan ini sangat tepat, mengingat hari raya idul adha yang akan dilaksanakan 2 bulan lagi, untuk menghindarkan masyarakat dari panic selling akan didirikan URC (Unit Reaksi Cepat) supaya penanganan PMK lebih responsive, sehingga muara kedepannya hewan ternak khususnya sapi dan kambing yang dijual  sehat dan layak untuk dijual, dikonsumsi, serta siap menyambut hari raya idul adha dengan ketersediaan hewan qurban yang layak,” tutup Devi Kurniawan. (ari)


Tinggalkan Komentar