telusur.co.id - Forkopimda Jawa Timur melakukan pengecekan Posko PPKM Darurat di desa Sawotratap, Kec. Gedangan, Kab. Sidoarjo. Dalam kunjungannya Forkopimda Jatim terus memberikan arakan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat khususnya di daerah Zona Merah.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto, dan Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta serta didampingi Plh Sekdaprov Jatim, pejabat utama (PJU) Polda Jatim, dan PJU Kodam V/Brawijaya memberikan imbauan kepada seluruh warga dan Muspika setempat untuk tetap waspada terhadap lingkungan sekitar.  

Gubernur Jawa Timur mengatakan, setiap Selasa sore, ada update yang dilakukan oleh BLC (Bersatu Lawan Covid). Ada 15 indikator epidiologis, diumumkan ada 20 kab/kota di Jawa Timur yang masuk Zona Merah, dan 18 Zona Orange, Minggu lalu masih ada satu Zona Kuning di Kab. Probolinggo, dan per Selasa kemarin sudah Orange.

"Ini artinya bahwa, warning kepada kita semua, resiko tinggi itu ada di 20 kabupaten/kota resiko sedang ada di 18 kabupaten/kota. Zona Merah yang kategori resiko tinggi dari 15 indikator epidiologis itu memberikan warning kepada kita semua, monggo stay at home pada posisi seperti ini, kecuali yang melaksanakan tugas kategori critical dan yang melaksanakan tugas kategori esensial," terang Khofifah. Rabu, (07/6/2021).

"Oleh karena itu, saya mengajak kembali hari ini bersama Pangdam, dan Kapolda, hari ini bersama Kajati, karena kita di Sidoarjo hari ini bersama Bupati Sidoarjo dan Sekda. Kita ingin mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur, kembali menurut BLC (Bersatu Lawan Covid) yang dirilis setiap Selasa per kemarin ada 20 kab/kota masuk Zona Merah," tegas Gubernur.  

Kalau Zona Merah, berarti kategorinya resiko tinggi, 18 di antaranya masuk Zona Orange. Berarti masuk kategori resiko sedang. Tapi mobilitas masyarakat ini menjadi penting untuk kita sampaikan bersama.  

"Ayo yang bukan kategori kritikal dan bukan kategori esensial monggo sementara kita menahan diri untuk tidak keluar rumah kita sementara tinggal di rumah kondisinya seperti ini untuk kebaikan keselamatan dan perlindungan kita. Monggo kita sama-sama menjaga diri kita, menjaga keluarga kita, dan menjaga seluruh warga bangsa," ajaknya. 

Sementara, Pangdam V/Brawijaya dalam kesempatan ini juga menjelaskan, mekanisme penanganan di Pos PPKM darurat, desa ini sudah paham. Jadi tadi kami mendapat paparan bahwa, saat ini ada 53 masyarakat desa Sawotratap ini yang isolasi mandiri gara-gara terinfeksi Covid-19. 

"Langkah-langkahnya sudah betul, bahwa yang ringan dan tanpa dijalani oleh kepala desa, oleh Babinsa, Babinkamtibmas, dan bidan desa tidak langsung dibawa ke rumah sakit, tapi dilakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing," lugas Pangdam.  

Lanjut Pangdam mengatakan, 4 pilar di Posko PPKM darurat ini sudah paham, bahwa dipisahkan antara yang negatif dengan yang positif. Kemudian yang utama adalah tentu saja yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat adalah terkait dengan memastikan 5M, itu khususnya dalam hal membatasi mobilitas.  

"Jadi di desa sini jangan sampai mobilitasnya semakin tidak terkendali. Kemudian juga memastikan tidak ada kerumunan. Apabila ada orang yang berkerumun segera dibubarkan. Selanjutnya juga terkait dengan 3M, memakai masker, pastikan semuanya pakai masker, kemudian mencuci tangan dan menjaga jarak," beber Pangdam.  

Kemudian TNI-Polri memperkuat personil di desa ini sejumlah 3 orang di masing-masing desa. Nah, tiga orang ini nanti membantu tugas, Babinsa, dan Babinkamtibmas, kepala desa dan bidang desa dalam menegakkan protokol kesehatan (Prokes). 

Ditambahkan Pangdam, “Kami sudah memberikan target bahwa, keberhasilan dari Posko PPKM darurat di desa ini adalah, berkurangnya 53 yang isolasi mandiri, harus setiap hari semakin lama semakin sembuh, kemudian tidak ada lagi penambahan kasus baru, tidak ada lagi yang dirawat rumah sakit, tadi yang dirawat ada dua orang,” imbuhnya. 

"Itulah tolak ukur atau target yang harus dicapai oleh desa, apabila kami cek lagi ternyata 53 orang yang isolasi mandiri (Isoman) ini sudah berkurang, rumah sakit juga tidak ada yang nambah, apabila seminggu atau sepuluh hari ke depan ini ternyata jumlah yang isolasi mandiri meningkat artinya ini hanya slogan, artinya Posko PPKM darurat di desa ini adalah hanya dalam rangka seremonial, pelaksanaan di lapangannya tidak berhasil, itu tolak ukurnya," ungkap Pangdam. 

Sementara, Kapolda Jatim menyoroti korban yang meninggal ada 4 orang, dan Isoman terkait dengan pengobatan yang dilakukan di rumah. Sistem pelaporan tolong Kapolres, Dandim dan Bupati berkoordinasi terkait penambahan angka kasus.  

"Ada aplikasi BLC atau bersatu lawan covid, untuk melaporkan desa agar dilaporkan dengan kegiatannya," ujar Kapolda.  

Lebih lanjut, Kapolda menjelaskan, pastikan orang Isoman itu terpantau kondisinya melalui WA grup, langsung dimonitor tiap hari melalui grup ketika dilaporkan, sehingga nyambung antara pemerintah dengan pembuatan posko, ada permasalahan di sini, masalah Covid-19 sudah berjalan dengan baik. (ari)