telusur.co.id - Ketua Umum GataRI (Ganjar Kita for RI 1), Burhanuddin Saputu memberikan tanggapan mengenai statmen Cak Nun yang menyebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dimiripkan dengan Firaun. 

"Saya rasa tidaklah, karena kekuasaan Raja Firaun dahulu kan absolut, dan bahkan berusaha menandingi kekuasaan Tuhan dan/atau menganggap dirinya sebagai Tuhan," ujar Burhan saat dihubungi awak media via WA. Selasa, (17/1/2023 malam).

Burhan yang juga mantan Staf Deputi IV Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP menilai, tentu sifat Raja Firaun itu jauh sekali dari sifat seorang Presiden Jokowi, baik sebagai pribadi maupun sebagai kepala negara Republik Indonesia.

Ketum Ganjar Kita for RI 1 itu melihat, Cak Nun perlu membaca sistem pemerintahan dalam suatu negara klasik maupun kontemporer agar ia bisa mengetahui yang mana monarki, yang mana fasis, yang mana liberal dan yang mana demokratis. 

"Dengan begitu, Cak Nun tidak boleh asal ngomong, supaya argumennya tidak mudah runtuh atau dipatahkan oleh argumen sistem pemerintahan dalam suatu negara seperti yang saya maksudkan di atas," tegasnya. (ari)

Dalam video tersebut Cak Nun menyebut Jokowi sebagai Firaun dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebagai Haman.

Sebelumnya, dalam potongan video ceramah Cak Nun yang viral di berbagai media sosial. Ia menyebutkan, “Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga, terus Haman yang namanya Luhut,” ucapnya.

“Negara kita sesempurna dicekel (dipegang -red) oleh Firaun, Haman dan Qorun. Itu seluruh sistemnya, seluruh perangkatnya, semua alat-alat politiknya sudah dipegang mereka semua. Dari uangnya, sistemnya, sampai otoritasnya, sampai apapun,” tambahnya dalam potongan video tersebut. (ari)