telusur.co.id - Sudah hampir dua tahun semua negara di dunia khususnya Indonesia menghadapi bencana pandemi Covid-19. Pada rentang waktu tersebut pula hamper semua sektor mengalami reduksi aktivitas dan intensitas di berbagai sektor mulai dari sektor ekonomi, politik, sosial budaya, hingga pendidikan. 

Hal tersebut adalah dampak dari berbagai kebijakan yang harus menyesuaikan kondisi yang sedang terjadi. Pada sektor pendidikan misalnya, perubahan paling besar adalah metode pembelajaran tatap muka yang harus menyesuaikan pada metode pembelajaran daring (online) dari rumah masing-masing. Tentunya kebijakan tersebut memiliki dampak yang positif dan negatif.

Seiring dengan berjalannya waktu, solusi atas pandemi perlahan-lahan ditemukan. Masifnya vaksinasi dimana-mana menjadi peran penting dalam pemulihan sektor-sektor yang terdampak. Solusi tersebut menjadi angin segar terhadap sektor pendidikan. 

Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mulai mengizinkan perkuliahan tatap muka terbatas bagi perguruan tinggi pada daerah PPKM level 1-3. Diharapkan pada tahun 2022 perkuliahan tatap muka secara penuh dapat dilakukan kembali seperti sedia kala. Oleh karenanya hal tersebut harus mendapat dukungan dari berbagai elemen dan kalangan agar dapat terwujud.

UNESA melalui tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) mahasiswanya, bersama BPBD Jatim, ‘mempersenjatai’ UMKM sekitar kampus dalam persiapan perkuliahan tatap muka. 

Tim PKM mahasiswa membagikan handsanitizer, masker, dan pamflet himbauan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan para pengunjungnya yang sebagian besar mahasiswa nantinya.  

Febrian Satria Hidayat selaku ketua pelaksana kegiatan tersebut menyampaikan bahwa, hal besar selalu dimulai dan dibangun dari hal kecil.  

“Apabila perkuliahan tatap muka dimulai, otomatis volume mahasiswa yang hadir ke kampus naik, maka interaksi sosial disekitar kampus akan cenderung mengalami kenaikan kembali seperti sebelum pandemi,” ujarnya saat dihubungi. Senin, (06/12/2021) 

Sebagai mahasiswa yang memiliki concern di bidang ekonomi, pihaknya sadar bahwa, ketika perkuliahan tatap muka dimulai, maka aktivitas perekonomian akan naik, khususnya pada UMKM sehingga kesadaran kesehatan sudah harus disiapkan disana sebelum perkuliahan tatap muka benar-benar dimulai kembali. 

“Ke depan, harapannya mulai dari mahasiswa, kampus, hingga komponen lain saling bergotong royong untuk mengembalikan sektor pendidikan dan perekonomian kembali seperti semula,” tutur Febrian. (ari)