2 Desa di Sumba Tengah Belum Dapat Akses Listrik, Inggris dan Indonesia Bangun Sistem Energi Terbarukan - Telusur

2 Desa di Sumba Tengah Belum Dapat Akses Listrik, Inggris dan Indonesia Bangun Sistem Energi Terbarukan

Perwakilan Kedutaan Besar Inggris Jakarta, David Lutman (kiri) dan Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu (kanan) dalam Program Mentari

telusur.co.id - MENTARI, program kerjasama Inggris dan Indonesia dalam sektor Energi Rendah Karbon, memulai instalasi sistem energi terbarukan tenaga matahari dan baterai di Sumba Tengah. Pada 19 April, perwakilan dari Kedutaan Besar Inggris Jakarta dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Pemerintah Pusat dan Daerah, juga masyarakat setempat menghadiri acara peletakan batu pertama di Desa Mata Redi dan Mata Woga.
 
“Desa Mata Redi dan Mata Woga belum pernah mendapat akses listrik, masyarakatnya bergantung pada minyak tanah untuk penerangan. Hal itu mengakibatkan banyaknya aspek kehidupan sehari-hari sulit untuk dijalankan,” ungkap Ketua Tim Program MENTARI, Julio Retana pada keterangannya yang diterima. Kamis, (05/5/2022) pagi.

Berbagai kegiatan di malam hari menjadi sangat terbatas, anak-anak sekolah tidak memiliki kemewahan untuk belajar di malam hari, tidak ada aktivitas ekonomi, layanan kesehatan darurat sulit diberikan, dan terbatasnya ruang gerak yang aman bagi perempuan di malam hari.
 
“Semua itu akan segera berubah. Sistem energi terbarukan off-grid berkapasitas 95 kWp ditargetkan akan segera beroperasi dalam empat bulan, dan memberikan manfaat bagi 155 rumah dan 11 fasilitas umum di Desa Mata Redi dan 45 rumah dan 1 fasilitas umum di Desa Mata Woga. Sistem baterai akan memungkinkan ketersediaan pasokan listrik pada malam hari dari tenaga matahari yang diserap di siang hari,” beber Julio.
 
Energi bersih, terjangkau, dan dapat diandalkan akan memberikan kesempatan untuk penggunaan listrik secara produktif termasuk memaksimalkan hasil pertanian, manajemen air dan irigasi, serta layanan pendidikan dan kesehatan. Secara bersama-sama, proyek ini akan mendorong kesejahteraan dan ekonomi masyarakat.
 
“Peletakan batu pertama menandai dimulainya fase awal pembangunan yang akan selesai pada Agustus 2022. Sebagai bagian dari kearifan lokal, acara tersebut mengikutsertakan upacara adat dari Keyakinan Marapu. Upacara adat ini dipimpin oleh kepala masyarakat dan pemimpin keyakinan. Upacara ini merupakan adat dan tradisi masyarakat setempat untuk memohon berkat dan restu bagi kelancaran pembangunan proyek,” tambahnya.
 
Dukungan dan partisipasi erat dari masyarakat terhadap proyek inovasi seperti ini sangat penting demi kesuksesan dan keberlanjutan jangka panjang proyek. MENTARI bekerja keras untuk memastikan tumbuhnya rasa memiliki dari masyarakat terhadap proyek ini, dalam hal perencanaan, dan memastikan bahwa manfaatnya dirasakan seluruh masyarakat. 

“Sebagai contoh, program ini percaya bahwa, memberikan pengembangan kapasitas sama pentingnya dengan memberikan infrasturktur kepada masyarakat. Bersamaan dengan persiapan pembangunan pembangkit listrik tenaga matahari ini, MENTARI telah memberikan 14 pelatihan yang berfokus pada Gender dan Inklusi, teknologi pembangkit listrik tenaga matahari, dan juga penggunaan energi secara produktif,” imbuh Julio.
 
Pada Bulan Oktober 2021, telah diselenggarakan pelatihan untuk pelatih “Gender Action Learning System” (GALS). Pelatihan ini bertujuan untuk membekali fasilitator lokal untuk menerapkan metodologi pemberdayaan berbasis masyarakat dengan menggunakan proses partisipatif khusus guna memungkinkan perempuan dan laki-laki, pemuda dan kelompok terpinggirkan mengambil bagian dalam perencanaan proyek melalui kewirausahaan dan penggunaan energi yang produktif untuk memastikan kepemilikan dan keberlanjutan.
 
“MENTARI mendukung adaptasi keahlian baru untuk masyarakat, terutama perempuan dan anak perempuan, termasuk bekerjasama dengan badan pelatihan lokal untuk melatih anak muda dalam bidang pertukangan kayu dan teknik kelistrikan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar daripada proyek ini,” sambungnya.

Dengan listrik yang bersih dan dapat diandalkan, kualitas hidup masyarakat akan meningkat secara drastis sejalan dengan peningkatan partisipasi perempuan, kaum muda, dan kelompok terpinggirkan dalam ekonomi lokal. Untuk menjaga pengoperasian instalasi jangka panjang, MENTARI bekerjasama erat dengan komunitas, sekolah kejuruan, dan pemerintah provinsi untuk memastikan anak muda setempat mendapat pelatihan dalam hal operasi dan pemeliharaan sistem. Selain itu, MENTARI juga bersinergi dengan PLN untuk mempersiapkan transisi yang lancar di kemudian hari.  
 
“Proyek ini tidak hanya membawa manfaat untuk masyarakat, Pemerintah Inggris dan Indonesia juga akan bekerjasama untuk mengembangkan model bisnis yang dapat diterapkan untuk melistriki daerah tertinggal yang jauh dari jaringan dengan menggunakan pendanaan campuran (blended finance) untuk mengembangkan akses energi dan mendorong tumbuhnya perekonomian lokal dan nasional. Dengan adanya listrik, masyarakat akan lebih mudah berpartisipasi penuh dalam ekonomi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi,” tutup Julio Retana.

Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Sahid Junaidi mengatakan, “Kementerian ESDM merasa senang dapat bekerjasama dengan Kedutaan Besar Inggris Jakarta untuk memberikan listrik bersih kepada masyarakat di Desa Mata Redi dan Mata Woga lewat program MENTARI. Kami berharap program ini berjalan dengan baik dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat, tidak hanya dari segi listrik bersih tapi juga dari kualitas hidup,” jelasnya.
 
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu mengatakan, “Saya dengan senang hati menyambut kehadiran Program MENTARI di Desa Mata Redi dan Mata Woga. Peletakan batu pertama secara formal dilakukan pada 19 April dan saya menantikan selesainya proses instalasi pembangkit listrik tenaga matahari ini. Saya merasa senang karena Program MENTARI akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di Desa Mata Redi dan Mata Woga,” ucapnya.
 
Wakil Duta Besar Kedutaan Besar Inggris Jakarta, Rob Fenn menambahkan, “Kami merasa senang dengan adanya kerjasama dengan Desa Mata Redi dan Mata Woga yang akan mendatangkan listrik bersih, terjangkau, dan dapat diandalkan. 

“Secara bersama-sama, kami menunjukkan bagaimana listrik off-grid dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terpencil, mendorong tumbuhnya perekonomian lokal dan regional, meningkatkan pendidikan dan kesehatan, serta menurunkan kemiskinan dan ketidakadilan. Proyek percontohan ini memvalidasi rencana Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses terhadap energi terbarukan di seluruh nusantara,” tuturnya. (ari)


Tinggalkan Komentar